SOLO, solotrust.com - Acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-17 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dibuka pada Senin (21/11/2022) pagi oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Hotel Alila Solo, berlangsung ricuh pada malamnya.
Video kericuhan peserta munas ramai beredar di media sosial. Tampak dalam rekaman video beberapa peserta Munas HIPMI mengenakan seragam batik saling adu jotos. Terlihat sejumlah peserta maju ke area panggung.
Dalam video juga tampak sejumlah peserta mencoba melerai dan meminta peserta lainnya turun dari panggung munas.
"Turun semuanya, turun semuanya!" teriak seseorang yang terekam dalam video.
Sementara di bagian video lain terlihat aksi adu jotos dan tendangan antaranggota HIPMI. Diduga, keributan itu dipicu permasalahan lama. Adapun hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pihak panitia pelaksana munas terkait kericuhan yang terjadi.
Diketahui, Munas ke-17 HIPMI diwarnai sejumlah kekacauan sejak awal acara. Salah satunya tampak saat pembagian ID Card (kartu identitas) bagi awak media, Senin (21/11/2022) pagi.
Sebelumnya para awak media dibatasi dalam melakukan peliputan dengan kuota 43 orang. Para awak media juga diharuskan melakukan tes swab antigen untuk kepentingan peliputan karena dibuka langsung Presiden Joko Widodo. Awak media juga menerima pemberitahuan harus sudah berada di lokasi acara pukul 08.00 WIB untuk pembagian ID Card dan sterilisasi lokasi sebelum kedatangan presiden.
Sejumlah awak media pun datang ke lokasi sejak pukul 07.30 WIB. Namun diketahui panitia pembagi ID Card belum ada di lokasi dan masih di luar tempat acara. Sementara hingga pukul 08.45 WIB, panitia pembagi ID Card juga belum tiba dan awak media tidak diperbolehkan masuk ke lokasi acara.
"Iya kami menunggu di luar karena ndak diperbolehkan masuk, padahal protap kegiatan yang dihadiri presiden kan satu jam sebelumnya harus steril," terang salah satu reporter peliput Munas ke-17 HIPMI, Septi, Selasa (22/11/2022).
Selanjutnya ketika panitia pembagi ID Card datang, memberitahukan pada puluhan awak media yang sudah menunggu lebih dari satu jam jika ID Card untuk media hanya tersisa 13 buah tanpa ada penjelasan penyebab pasti berkurangnya jumlah ID Card tersebut. Tak ayal hal itu memicu adu mulut dengan awak media karena tidak ada koordinasi sebelumnya.
"Bahkan dari humas Korem juga tidak mendapatkan Id Card. Jadi sebagian besar teman yang sudah swab ndak dapat ID Card dan ndak bisa masuk, padahal sebelumnya sudah diberikan kuota. Ndak jelas itu!" imbuh reporter lainnya, Triawati.
Selanjutnya, saat acara berlangsung diketahui puluhan kursi terlihat kosong tidak diisi. Di lain sisi, kuota jumlah peliput dikurangi secara sepihak tanpa kejelasan. (riz)
(and_)