SEMARANG, solotrust.com - Sebanyak tiga orang narapidana terorisme (Napiter) Lapas Perempuan Kelas II A Semarang mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Ruang Kelas LPP Semarang, Kamis (16/02/2023).
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, A Yuspahruddin menyaksikan langsung pengucapan ikrar setia.
Tampak hadir pula menyaksikan prosesi ikrar setia NKRI, Kepala BNNP Jawa Tengah Heru Pranoto, perwakilan BNPT, Kejaksaan Negeri Kota Semarang, Densus 88 Antiteror, komandan Kodim 0733 BS Semarang, Dirintelkam Polda Jateng, Polrestabes Semarang, Pengadilan Negeri Semarang, BNPT Jakarta, Kemenag Kota Semarang, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang serta kepala Bapas Kelas I Semarang.
Dalam momentum berkesan ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, A Yuspahruddin memberikan apresiasi kepada LPP Kelas IIA Semarang dan stakeholder yang telah membantu melaksanakan pembinaan kepada narapidana terorisme.
“Pelaksanaan ikrar setia NKRI ini tentu menjadi bukti keberhasilan pemasyarakatan dalam membentuk WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana lagi,” ujar Yuspahruddin dalam siaran pers diterima solotrust.com.
“Apresiasi setinggi-tingginya saya haturkan atas keberhasilan LPP Kelas II A Semarang bersama seluruh pihak yang telah ikut serta dalam pelaksanaan pembinaan kepada tiga napiter sehingga dapat mengucapkan ikrar setia NKRI,” sambungnya.
Menurut Yuspahruddin, pembinaan narapidana terorisme seperti ini harus ditularkan pada lapas lainnya.
Tak hanya kepada stakeholder, Yuspahruddin juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh narapidana terorisme yang telah berikrar setia NKRI.
“Kami pun mengapresiasi narapidana terorisme yang telah berikrar setia kepada NKRI. Oleh karena telah berikrar setia NKRI, maka para napiter akan mendapatkan hak-haknya untuk remisi dan pembebasan bersyarat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala LPP Kelas II A Semarang, Kristiana Hambawani, menjelaskan pembinaan yang dilakukan narapidana terorisme.
“Para napiter kami tempatkan di sel yang berbeda agar dapat bersosialisasi dengan yang lain. Setiap harinya para napiter melaksanakan pembinaan berupa merajut dan pembuatan kerupuk,” ungkap dia.
Pernyataan ikrar lantas dilanjutkan prosesi penghormatan dan penciuman Bendera Merah Putih yang dilakukan seluruh narapidana tindak pidana terorisme. Langkah ini menjadi pembuktian bagi napiter serius meninggalkan segala bentuk aktivitas terorisme.
(and_)