WONOGIRI, solotrust.com - Tingginya potensi kebencanaan di Kabupaten Wonogiri menimbulkan keprihatinan tersendiri. Tercatat tahun lalu ada 82 bencana memakan kerugian hingga Rp1,9 miliar di wilayah ini.
Terkait itu, antisipasi dan penanganan bencana menjadi perhatian khusus pemerintah setempat. Menurut Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kondisi sungai perlu mendapatkan perhatian lebih.
“Apel kesiapsiagaan merupakan suatu sikap kita terhadap alam. Bagaimana di masa kecil saya, sungai saja bisa jadi teman dan wisata yang menarik. Bagaimana kondisi sungai kita sekarang? Adapun yang ada jadi destinasi tempat sampah di kanan kiri, pendangkalan, dan kalau hujan satu sampai dua jam potensi banjir akan cukup besar,” kata dia, saat memimpin apel Kesiapsiagaan Seribu Relawan Bencana Kabupaten Wonogiri di lapangan Desa Jaten, Selogiri, Sabtu (06/05/2023).
Diutarakan bupati yang akrab disapa Jekek, hal ini terjadi karena perubahan perilaku masyarakat. Tidak ada kesadaran dari pribadi dalam menjaga alam dan infrastruktur sehingga berpotensi terjadi bencana.
“Lalu bagaimana daerah resapan-resapan kita? Dulu, kalau cari rumput dan wisata, indah sekali hutan-hutan dan tanah lapang, oksigennya banyak dan menyehatkan. Sekarang apa yang terjadi dengan hutan? Memrihatinkan, terjadi eksploitasi yang luar biasa. Hutan yang menjadi pengendali banjir, saat ini tidak terkendali,” ungkapnya.
Jekek menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat agar memahami kondisi lingkungan. Harapannya, muncul kesadaran untuk melakukan langkah dan tindakan preventif guna mencegah dan mengurangi risiko bencana.
Menurut bupati, perlu menanamkan kesadaran kondisi kebencanaan yang muncul. Bencana terjadi, selain karena faktor alam, juga tidak lepas dari sikap tidak merawat lingkungan dengan baik. Relawan harus hadir dan mengedukasi masyarakat sehingga punya naluri dan cara pandang sama tentang kebencanaan.
“Jika kita melakukan pendampingan, saya yakin kebencanaan di Wonogiri bisa ditekan sedini mungkin. Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya untuk para relawan yang telah tulus ikhlas mengabdikan diri pada masyarakat. Inilah prinsip nyawiji melu handarbeni bagi lingkungan,” tutur Joko Sutopo.
Seusai apel, seribu relawan dari TNI, Polri, PMI, PMR, BPBD, Tagana, Ormas, dan relawan desa melakukan penandatanganan komitmen bersama penanggulangan bencana di atas spanduk. Kesempatan ini juga digunakan untuk berdialog dengan bupati dalam bentuk saresehan guna mendapatkan masukan sekaligus solusi terhadap berbagai persoalaan kebencanaan di Wonogiri.
(and_)