SOLO, solotrust.com - Siapa sih yang nggak suka es? Rasanya segar sangat cocok jika dinikmati di tengah teriknya matahari.
Ada banyak varian es dapat dinikmati, salah satunya es puter. Es ini punya cita rasa manis dan gurih dari santan murni yang bisa bikin lidah bergoyang.
Disajikan dengan gelas kaca berbentuk unik, es puter memiliki tekstur begitu lembut, sehingga ketika masuk ke dalam mulut, esnya akan langsung meleleh melewati tenggorokan. Ditemani potongan roti tawar, tape ketan hijau, dan beberapa potong daging buah kelapa, dapat melengkapi kenikmatan es puter.
Tahu nggak Sob kenapa dinamakan es puter? For your info, dalam proses pembekuannya, tong harus diputar-putar terlebih dahulu, bukan melalui freezer. Pada bagian tong wadah es puter, dilapisi gabus dan plastik. Lalu di rongga-rongganya diberi es batu dan garam sebagai sarana utama dalam proses pembekuan es.
Menurut salah seorang penjual es puter, Slamet Rusdianto, penggunaan gabus untuk membuat es lebih awet alias tak gampang mencair. Sementara fungsi plastik untuk menahan air.
“Ini ada alat tempatnya ini. Ini dinamakan tong, ini terbuat dari kayu. Ini dilapisi gabus, terus gabus ini untuk menahan biar esnya awet nggak cepet cair. Plastiknya untuk menahan air, biar (kalau) es batunya cair, airnya nggak keluar,” jelas pria yang sudah menekuni pekerjaannya sejak 1989 silam.
“Es batu dan garam itu kan proses untuk penggilingan. Jadi uapnya masuk, menimbulkan dalam santan bisa membeku. Nanti kalau diputer-puter, lima menit, sepuluh menit kan diaduk. Terus kalau diputer kan ngintip di samping-samping, terus disolet. Nanti lama-kelamaan bisa menjadi gini, mengental gini,” lanjutnya.
Proses yang dibutuhkan agar es membeku lebih kurang satu setengah jam. Proses pembekuan ini bisa dipercepat dengan menambahkan banyak garam dan penggantian es batu jika sudah mencair.
“Ini dipercepat lagi bisa, nggak nyampe satu jam bisa. Itu faktornya nanti dicepetin, garamnya agak banyak itu cepet jadi. Kalo digencor garam terus, es batu diganti, cepet jadi,” jelas Slamet Rusdianto kepada solotrust.com.
Slamet Rusdianto menamai jualannya 'Es Puter Tradisional Barokah' karena semua proses pembuatan esnya masih tradisional alias manual. Pria paruh baya itu mulai berjualan pukul 08.30 WIB di Jalan Diponegoro, Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, tepatnya samping pintu masuk Pasar Triwindu.
Nah, kalau kamu pengin nyobain es puter Slamet Rusdianto ini harganya terbilang cukup ramah di kantong. Segelas es puter bisa kamu dapatkan dengan harga Rp8.000 saja.
*) Reporter: Nur Indah Setyaningrum/Rimadhiana
(and_)