SOLO, solotrust.com –Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta kembali membagikan ribuan kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) kepada warga Solo di Pendapi Gede Balai kota Surakarta, Senin (16/4/2018). Namun dalam perjalanannya, Pemkot menemukan banyak peserta JKN KIS yang tidak kuat membayar premi mandiri. Akibatnya, integrasi JKN KIS pun jadi terhambat.
"Banyak yang nunggak ternyata, dulu ikut mandiri namun ternyata tidak bisa membayar. Nunggaknya bertahun-tahun, itu harus dilunasi dulu, baru diintegrasikan," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di sela pembagian KIS, Senin (16/4/2018).
Pria yang akrab disapa Rudy itu membeberkan selama ini banyak peserta JKN-KIS mandiri yang menunggak hingga bertahun-tahun. Rudy mengaku banyak masyarakat yang mampu sekalipun akan mengalami kesulitan dalam masalah pendidikan dan kesehatan. Rudy menyebut iuran JKN KIS mandiri untuk satu KK per- bulan lebih dari Rp 125.000. Dirinya menilai jumlah tersebut sangat berat bagi warga berpenghasilan rendah.
"Solusinya ya mereka harus melunasinya dulu, urunan dengan teman-temannya juga tidak apa-apa. Yang jelas Pemkot tidak bisa take over (membayar tunggakan), jadi salah kaprah kalau pemkot yang melunasi," jelas Rudy.
Sementara itu sampai dengan Senin 16 April 2018 ini telah diterbitkan kartu JKN-KIS untuk 41.905 KK yang preminya dibiayai dari APBD Kota Solo. Sementara hari ini juga diserahkan kartu JKN-KIS 2.506 KK, terdiri dari 4.540 jiwa yang tersebar di 5 (lima) kecamatan kota Surakarta.
"Pembagian KIS dilakukan dua tahap, tadi pagi sejumlah 2.252 jiwa dari warga kecamatan Serengan dan Pasarkliwon. Tahap dua dilakukan siang, ada 1.266 KK terdiri dari 2.288 jiwa dari warga Kecamatan Laweyan Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres," papar Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih. (vin)
(wd)