SOLO, solotrust.com - Kerja sama antara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta selama ini sudah sering digelar. Namun, menurut Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, kerja sama itu belum teradministrasikan.
Untuk itulah, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkot Surakarta dengan Bekraf pada Selasa (31/7/2018) di Hotel Sahid Jaya Surakarta untuk pengembangan ekonomi kreatif di Kota Solo.
"Adanya kerja sama dengan Bekraf diharapkan mampu mengorganisir UKM yang arah tujuannya bisa ke arah badan koperasi. Dengan adanya MoU kami berpikir ke depan bisa menyejahterakan masyarakat," ujar Wali Kota saat memberikan sambutan di acara Focus Group Discussion di Hotel Sahid Jaya Surakarta, Selasa (31/7/2018).
Menurut pria yang akrab disapa Rudy itu, pemerintah harus memberikan peluang pada generasi muda membudidayakan dirinya sendiri. Meski sering diadakan pelatihan dengan anggaran dari Bekraf, pihaknya mengatakan bahwa peran Pemkot harus ada. Sehingga melalui MoU antara Pemerintah dan Bekraf lebih mudah melalukan monitoring ke para pelaku ekonomi kreatif.
"Pemkot membantu untuk melakukan pendampingan dan monitoring. Apalagi tahun depan DPK (dana pihak ketiga) yang dianggarkan menyasar untuk pembangunan manusia dan ini cocok dengan Bekraf. Apalagi di kelurahan banyak UKM yang butuh pendampingan dan pelatihan," tuturnya.
Rudy menyebut, di tiap kelurahan ada 100 kelompok usaha bersama (Kube) dengan modal Rp500 ribu, salah satunya adalah Kube Srikandhi. Menurutnya, kreativitas anggota kube masih harus dimotivasi dan dilakukan monitoring langsung dari Dinas Koperasi dan UMKM.
Salah satu contohnya, partisipasi para UKM Solo di pameran luar kota harus dibantu oleh Pemerintah Pusat dan daerah. Rudy mencontohkan, tidak hanya biaya stan yang ditanggung, tapi pemerintah juga harus mempertimbangkan biaya transport dan akomodasi. Sebab biaya operasional selama pameran ternyata mempengaruhi modal UKM yang berakibat sulit memenuhi pesanan besar.
Harus Ada Inisiatif
Sementara itu, Staf Khusus Bagian Ekonomi Kreatif Mesdin Kornelis Simarmata menilai potensi ekonomi kreatif di Solo, komunitasnya begitu aktif dan tinggi. Sehingga Bekraf melakukan penandatanganan MoU dan menetapkan Solo sebagai salah satu kota ekonomi kreatif. Di indonesia, selain Solo, kota yang disebut sebagai kota kreatif adalah Yogyakarta, Bandung, Malang, Surabaya, dan Bali.
MoU tersebut mencerminkan tekad dari Bekraf untuk bekerja sama dengan Pemkot Surakarta. Menurutnya, ada 16 sektor utama ekonomi kreatif di mana dari seluruh ekonomi kreatif hampir 40 persen kuliner, disusul kriya termasuk furnitur, dan fesyen yang bukan pabrikan termasuk online. Di Solo sendiri, yang paling banyak berkembang adalah pariwisata, kuliner, hingga foto dan film.
"Anggaran Bekraf sendiri untuk pengembangan ekonomi kreatif Rp500-an miliar per tahun secara nasional. Tahun ini sebesar Rp520 miliar, namun tahun depan menurun menjadi Rp500 miliar," ujarnya.
Kata Mesdin, MoU berlanjut atau tidak tergantung Pemda atau komunitas daerahnya. Pihaknya memang akan datang dengan program, tapi mengharap adanya inisiatif dari daerah untuk mengusulkan sesuatu.
Untuk itulah, selain penandatanganan MoU, Bekraf juga melakukan edukasi ke pelaku ekonomi kreatif di Solo. Sebanyak 100 peserta turut berpartisipasi dari berbagai latar belakang bidang usaha. Mereka mengikuti forum group discussion (FGD) selama dua hari, yaitu Selasa (31/7/2018) dan Rabu (1/8/2018) di HSJS.
Kegiatan tersebut seusai dengan tujuan Bekraf untuk membuka akses permodalan, memfasilitasi infrastruktur, membantu mendapatkan pasar, memfasilitasi HAKI dan sertifikasi profesi, membangun kelembagaan ekonomi kreatif yaitu membuka hubungan dengan pemerintah daerah dan membangun pentahelix.
Pentahelix adalah gabungan dari lima unsur dalam membangun ekonomi kreatif, yaitu para pelaku ekonomi kreatif, akademisi, pemerintah, komunitas, dan media.
Dalam membangun Pentahelix prinsipnya mendorong keterhubungan, berkolaborasi atau kerja sama, dan masuk e - commerce. Dalam FGD itu dilakukan dua hal, pemetaan sub sektor ekonomi kreatif di Solo dan memetakan kompetensinya. (Rum)
(way)