BOYOLALI, solotrust.com - Komunitas Nelayan Waduk Cengklikmemperingati Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia dengan cara yang berbeda. Puluhan nelayan menggelar upacara bendera di tengah-tengah Waduk Cengklik, Boyolali, Kamis (16/8/2018).
Seperti disampaikan Guntoro, koordinator kegiatan tersebut menjelaskan, upacara itu diikuti oleh sekitar 40 nelayan dan warga dengan menggunakan 25 perahu nelayan. Memang tidak dikemas selayaknya upacara bendera resmi, tapi upacara dapat dijalani dengan khusyuk dan penuh semangat.
"Upacara bendera ini adalah untuk memperingati hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia yang jatuh pada Jumat (17/8/2018) besok. Semua peserta upacara adalah anggota komunitas nelayan Waduk Cengklik, warga juga ada, dan satu lagi ada Kopral Bagyo sebagai komandannya," jelas dia.
Karena unik sontak kegiatan tersebut menyita perhatian masyarakat sekitar waduk, tidak sedikit warga yang bukan nelayan ingin mengikuti upacara di tengah waduk itu.
Salah seorang peserta upacara, Tyas, merasa senang bisa mengikuti upacara itu, ia mengaku baru kali pertama ia upacara bendera di tengah waduk.
"Baru pertama kali mengikuti upacara di tengah waduk, seru," ujarnya.
Menurut Tyas, upacara ini mengingatkannya terhadap perjuangan pahlawan melawan penjajah. Perempuan 22 tahun itu pun mengubur dalam-dalam rasa takut upacara berdiri di atas kapal di tengah-tengah waduk.
"Ini menjadi penghormatan bagi Indonesia, tidak boleh takut," tegasnya
Pantauan solotrust.com di lokasi, meskipun disengat terik sinar matahari siang ini, keempatpuluh peserta upacara itu tampak khusyuk dan semangat menjalankan upacara dan mengibarkan bendera merah putih di tengah-tengah waduk. Mereka pun mengusung papan-papan bertuliskan "Dirgahayu NKRI ke-73".
Perahu-perahu yang sudah dihiasi bendera dan umbul-umbul merah putih itu awalnya berputar-putar berkeliling membentuk formasi lingkaran, mengitari bendera merah putih di tengah-tengah dibawa oleh Kopral Bagyo yang disematkan pada perahu diikatkan pada sebuah kayu setinggi 7 meter. Setelah mengitari bendera, kemudian mereka merapat bersatu berjejer di tengah waduk.
Kopral Bagyo berteriak dengan lantang agar peserta menghormati bendera merah putih. "Hormat, grak!". Diikuti sikap hormat seluruh peserta upacara.
Mereka bernyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya, penghormatan kepada bendera merah putih diselesaikan. Lalu, seringkali mereka dalam upacara itu meneriakkan kata merdeka. "Merdeka, merdeka, merdeka."
Upacara tersebut berlangsung selama 30 menit. Setelah upacara selesai, mereka kembali menepi di anjungan waduk. (adr)
(way)