JAKARTA, solotrust.com - Hal terpenting mengenai virus corona (Covid-19) adalah mengenal gejala-gejala awalnya yang secara umum terjadi saat ini, yaitu 80% panas, sekitar 60% batuk, dan kemudian pilek. Jika tanda-tanda awal ini dibiarkan, nanti akan menjadi berat, dan risiko berikutnya adalah kesulitan bernapas ditandai adanya pneumonia.
Peryataan itu diungkapkan Juru Bicara (Jubir) pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto, sekaligus Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ketika menjawab pertanyaan mengenai gejala awal pasien Covid-19 kepada media, di Kantor Presiden, DKI Jakarta, Rabu (11/03/2020).
”Kalau kesulitan bernafas, maka berikutnya akan jatuh pada kondisi kekurangan oksigen. Begitu berbicara kekurangan oksigen, maka akan kompleks, organ yang terkena akan diawali dengan kegagalan ginjal, kegagalan jantung, kegagalan liver, akhirnya jatuh pada kondisi multiorgan failure, beberapa organ yang menjadi gagal. Ini yang menyebabkan kematian,” ujar Dirjen P2P, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id, Kamis (12/03/2020).
Seringkali, menurut Jubir Covid-19, munculnya pneumonia ini menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menjadi turun. Selanjutnya akan terjadi infeksi opportunistic, yakni infeksi dari bakteri yang semula mampu ditahan, namun sekarang sudah tidak mampu lagi ditahan sehingga terjadilah sepsis (komplikasi berbahaya akibat infeksi-red).
”Di dalam usus besar kita normalnya itu ada bakteri karena bakteri di usus besar gunanya adalah untuk membusukkan sisa makanan. Pada kondisi kekebalan kita masih bagus, jumlah bakterinya terkendali, tetapi begitu kita tidak lagi memiliki daya tahan tubuh kuat, maka bakterinya akan tumbuh luar biasa banyaknya. Ini akan berpengaruh pada sistem tubuh sehingga terjadi infeksi menyeluruh yang kita kenal sebagai sepsis. Sepsis bakteri ini yang sering menyebabkan kematian,” terangnya.
(redaksi)