Serba serbi

WHO Imbau Negara Tak Buru-buru Angkat Lockdown Virus Corona

Kesehatan

12 April 2020 04:07 WIB

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Reuters)

JAKARTA, solotrust.com- Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta negara-negara terdampak virus Corona untuk tak terburu-buru mengangkat lockdown. Sebab, potensi gelombang kedua pandemi tetap ada walaupun masa puncak telah dilewati.

Ghebreyesus menyarankan negara-negara terdampak untuk tidak mengangkat lockdown, namun meringankan. Dengan begitu, lockdown tetap berjalan, namun ada beberapa kelonggaran untuk memudahkan aktivitas ekonomi. Tentunya, kata Ghebreyesus, langkah itu harus diikuti dengan peningkatan kewaspadaan.



"Penurunan pandemi virus Corona bisa kembali berbahaya jika tidak ditangani dengan baik," ujar Ghebreyesus sebagaimana dikutip dari BBC, Sabtu (11/4/2020).

Hingga berita ini ditulis, jumlah kasus virus Corona terus meningkat. Mengutip South China Morning Post, per hari ini, sudah ada 1,694 juta kasus dan 102.568 korban meninggal di dunia akibat virus dengan nama resmi COVID-19 itu.

Amerika, Spanyol, dan Italia, menjadi negara paling terdampak oleh virus Corona. Amerika, misalnya, memiliki 499.252 kasus dan 18.367 korban meninggal. Sementara itu, Italia, tercatat memiliki 147.577 kasus dan 18.849 korban meninggal.

Meski terpukul oleh pandemi virus Corona, negara-negara terdampak sudah mulai bersiap untuk meringankan lockdown mereka. Sebab, jika tidak, maka perekonomian masing-masing akan semakin terpukul. Spanyol adalah salah satunya.

Spanyol, yang memiliki 158.273 kasus, berencana untuk meringankan lockdownnya pada Senin nanti. Jika tidak ada halangan, maka pegawai dari beberapa usaha non-esensial sudah diperbolehkan bekerja lagi pada hari Senin. Pemicu peringanan lockdown ini adalah mulai turunnya angka pertumbuhan kasus baru di Spanyol.

Di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte berencana mengizinkan sejumlah usaha non-esensial untuk kembali beroperasi pada hari Selasa nanti. Walau begitu, durasi lockdown akan ia perpanjang hingga tanggal 3 Mei.

"Toko buku dan toko pakaian adalah beberapa dari jenis usaha yang boleh buka kembali," ujar Conte sebagaimana dikutip dari BBC.

Di Asia, Tiongkok adalah satu-satunya negara yang sudah mengangkat lockdownnya. Bahkan, hal itu dilakukan di Wuhan, pusat penyebaran awal virus Corona. Namun, mulai bertambahnya jumlah pasien Corona tanpa gejala membuat Tiongkok menjadi esktra waspada dengan potensi gelombang kedua pandemi Corona. #teras.id

(wd)

Berita Terkait

2 Bulan Kereta Cepat Whoosh Hadir, Tembus 1 Juta Penumpang

Pikat Pelanggan, KA Feeder KCJB Whoosh Sudah Layani 30.532 Penumpang

Resmi Beroperasi, Kereta Cepat Whoosh Gratis hingga Pertengahan Oktober 2023.

Unik! Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh

Peringati Hari Kesehatan Mental Dunia 2022, WHO: Jadikan Prioritas Global!

Kenali Cacar Monyet dan Cara Pencegahan Penularannya

UNS Lockdown, Rektor Belum Yakin Lanjutkan PTM

Perekonomian di Dukuh Ploso Arum Klaten Macet, Akibat Dari Seluruh Warga Dikarantina

Italia Terapkan Lockdown Nasional Saat Natal dan Tahun Baru

Solo Lockdown sampai Januari? HOAKS!

2 Pegawainya Terpapar Covid-19, ISI Solo Lockdown

UNS Lockdown Sepekan, Antisipasi Penyebaran Covid-19

Positif Covid-19, Iko Uwais: Virus Corona Itu Nyata!

Positif Corona, BCL Minta Masyarakat Bangun Sistem Imun

25 Warga Sumber Terpapar Corona, Gibran: Waspadai Perkembangan Covid-19 Pascalebaran

Fatin Shidqia dan Arafah Rianti Terpapar Corona, Begini Kondisinya

Kemenkes: Vaksin Covid-19 Efektif Menangkal Mutasi Virus Corona

Mutasi Virus Corona B117 Lebih Cepat Menular, Masyarakat Diimbau Perketat Disiplin Prokes

3 Warga Semarang Positif Covid-19

Tingkat Kestabilan Penjualan Pascapandemi Covid-19

Hotel Grand Mercure Solo Baru Gelar Vaksinasi Covid-19

Innalillahi, Aktor Senior Eeng Saptahadi Meninggal Dunia di Usia 65 Tahun

Prokes Covid-19 Dilonggarkan, Jumlah Pemudik Lebaran 2023 Diprediksi Naik 30%

Lewat Vaksinasi, Kemenkumham Jateng Dukung Program Pemerintah untuk Indonesia Bebas Covid-19

Berita Lainnya