SOLO, solotrust.com - Program bus sekolah yang sudah dicanangkan Pemkot Surakarta nampaknya belum berjalan baik. Bus yang sepi peminat digadang-gadang menjadi penyebab program tersebut tidak efektif. Padahal bus yang dirancang khusus untuk mengangkut pelajar dari rumah ke sekolah itu sudah disesuaikan dengan jalur di sekolah-sekolah.
Ditambah lagi orang tua lebih memilih untuk membelikan sepeda motor kepada anaknya ketimbang menggunakan bus sekolah. Untuk itu, pemkot berencana menerapkan zonasi sekolah dalam waktu dekat ini.
“Yang mungkin dilakukan adalah zonasi. Seorang siswa wajib bersekolah di zonanya. Tidak boleh melebihi batas zona. Sekarang kita masih susun jarak zona tersebut. Tapi ini khusus negeri,” kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Senin (26/2/2018).
Rudy menambahkan, program zonasi sekolah memiliki lima keuntungan, yaitu mengurangi polusi udara, mengurangi kecelakaan, mengurai kemacetan, efisiensi BBM, dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Namun proses zonasi masih terkendala pemerataan infrastruktur. Wali kota mengambil contoh jika zonasi dijalankan berdasarkan kecamatan. Maka Kecamatan Banjarsari dan Jebres menjadi pemilik sekolah terbanyak, sedangkan Serengan Pasar Kliwon, dan Laweyan masih minim sekolah.
“SMP saja di Banjarsari ada SMPN 3,4,5,7,10,4,1,12,17,18,23. Sedangkan di Pasar Kliwon Cuma SMP 6 dan 11,” katanya.
Lebih lanjut, dari 27 SMP Negeri di Solo, 11 diantaranya di Banjarsari dan 8 di kecamatan Jebres. Sedangkan Serengan hanya memiliki 2 SMP yakni SMPN 19 dan 22. Laweyan hanya punya lima SMP yakni SMPN 27,2, 9,15, dan 25.
“Sekarang baru kita ratakan gurunya. Nanti juga tidak ada sekolah favorit. Semua sekolah favorit. Kalau sudah di zonasi kan siswa berangkat sekolah cukup jalan kaki atau kalau agak jauh bisa baik sepeda,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta Hari Prihatno menambahkan, pelajar saat ini dapat memanfaatkan feeder yang sudah disediakan di berbagai titik. Dengan kualitas armada yang baik, mulai dari bentuk fisiknya hingga fasilitas AC yang nyaman, semestinya pelajar bersedia naik moda transportasi feeder.
“Sudah disediakan, tinggal kemauannya saja dari siswa maupun orang tua," tukas dia. (vin)
(wd)