SOLO, solotrust.com - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo melakukan upaya pengendalian harga komoditas minyak goreng yang masih tinggi di pasaran sejak beberapa bulan lalu dengan melakukan operasi pasar minyak goreng murah di lima kecamatan, Kamis-Jumat (30-31/12).
"Di Solo kami menunjuk 5 titik di 5 kecamatan. Masing-masing kecamatan, karena ini kuota dari Disperindag Provinsi per kecamatan diberikan jatah 650 liter. Untuk harganya per liternya Rp 14 ribu," ujar Kabid Pengembangan Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Solo Wulan Tendra Dewayani melalui sambungan suara, Kamis (30/12).
Kata Tendra, hal itu untuk menindaklanjuti surat dari Disperindag Provinsi terkait kegiatan operasi pasar minyak goreng di kabupaten/kota Jawa Tengah. Disperindag Provinsi memerintahkan untuk mengadakan operasi pasar minyak goreng dengan sasaran warga masyarakat kurang mampu atau warga miskin (gakin).
Operasi pasar minyak goreng murah dibagi menjadi dua hari, pada Kamis (30/12) diadakan di tiga kecamatan yakni Kecamatan Serengan, Banjarsari dan Laweyan. Kemudian pada Jumat (31/12) digelar di kecamatan Jebres dan Pasar Kliwon.
Sedangkan mekanisme pembagian diserahkan ke Kecamatan dengan menginformasikan pada warganya bahwa ada operasi pasar minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter sesuai kuota dari Provinsi. Sedangkan Dinas Perdagangan hanya mengelola penjualan dan menyediakan barang untuk masing-masing kecamatan.
"Untuk sasarannya kita instruksikan hanya untuk masyarakat tidak mampu, seperti itu. Ini kuota dari provinsi terbatas makanya banyak yang tidak terlayani padahal banyak yang ingin beli," beber Tendra.
Tendra menambahkan, upaya pemerintah tepatnya Kementerian Perdagangan yang menginstruksikan Disperindag Provinsi mengadakan operasi pasar dengan penjualan minyak goreng di bawah harga pasar ini karena melihat harga minyak goreng yang relatif masih tinggi dari beberapa bulan sebelumnya.
Ia berharap dengan adanya operasi pasar minyak goreng ini, kebutuhan masyarakat tercukupi menjelang tahun baru 2022 meski tidak banyak yang dilempar ke masyarakat serta harga akan terkendali.
"Tapi memang untuk minyak goreng ini bahan baku CPO dunia sudah mahal dan memang mengalami kenaikan. Makanya dari yang curah sampai dengan kemasan kenaikannya lumayan," kata Tendra.
Terkait harga sembako lain yang juga melonjak, Tendra mengatakan belum ada upaya pengendalian harga. Dia hanya menyampaikan prediksi harga telur akan mengalami penurunan.
Sedangkan cabai naik karena faktor cuaca. Ketika panen, curah hujan lumayan tinggi akhirnya menjadi busuk padahal permintaan banyak makanya harga naik.
"Belum tahu. Kalau yang misalnya telur, karena telur ini relatif masih mahal. Tapi hari ini sudah mulai penurunan kemarin Rp 30 ribu, saat ini sudah Rp 28 ribu per kilo. Belum ada program operasi pasar untuk sembako yang lainnya," ungkapnya.
Kendati demikian, sebagai upaya pengendalian harga, Disdag telah menyetujui rencana Pedaringan untuk mengadakan penjualan sembako di bawah harga pasar selama setahun mulai 2022 nani. Rencananya satu minggu satu kali selama satu tahun akan diadakan di lima titik.
"Yang Pedaringan terjadwal mulai 1 Januari. Kita sudah menyurati Pedaringan silakan mengadakan pasar murah di empat pasar. Kalau tidak salah di Pasar Klewer, Pasar Gede, Pasar Rejosari dan Pasar Harjodaksino serta di sepanjang jalan Ki Hajar Dewantoro belakang UNS," pungkas Tendra. (rum)
(zend)