Ekonomi & Bisnis

Empon-empon Asal Nogosari Boyolali Tembus Mancanegara

Ekonomi & Bisnis

21 April 2022 17:31 WIB

Penjualan empon-empon atau bahan baku untuk minuman tradisional dari Desa Rembun, Kecamatan Nogosari, Boyolali kini tembus mancanegara.

BOYOLALI, solotrust.com - Penjualan empon-empon atau bahan baku untuk minuman tradisional dari Desa Rembun, Kecamatan Nogosari, Boyolali kini tembus mancanegara. Salah satu pelaku usaha empon-empon, Suwarno telah memutar roda bisnisnya sejak 1980 hingga sekarang.    

Menurutnya, saat ini penjualan empon empon cenderung mengalami penurunan lantaran pengaruh musim penghujan.



“Saat ini agak turun sedikit karena ada kadar air pada bahan  tersebut, tapi nanti pada bulan ke tujuh akan mengalami kenaikan permintaan,” katanya, saat ditemui wartawan di lokasi usahanya di Desa Rembun, Kamis (21/04/2022).

Saat musim penghujan seperti sekarang, diungkapkan Suwarno, permintaan empon-empon cenderung menurun. Turunnya bahan baku jamu jenis empon-empon ikut memengaruhi permintaan dari negara tetangga seperti Hongkong.

“Sementara ini bahan baku dari lokal, seperti Surabaya, Lamongan, dan daerah lain di Jawa Timur,” urai Suwarno yang juga Kepala Desa Rembun.

Sementara bahan baku lainnya, seperti jahe dan kencur dapat didatangkan dari wilayah Simo, Andong, Nogosari Boyolali dengan kualitas bagus. Adapun jahe merah didatangkan dari wilayah Sumatra, Pacitan, Ponorogo, dan Wonogiri.

“Dari wilayah Boyolali ini jahe dan kencur  juga, tapi kami juga cari yang kualitasnya bagus. Kalau jahe merah kami ambil dari Sumatra dan Pacitan,” kata Suwarno.

Saat ini permintaan terbanyak adalah kayu secang, jinten hitam, jahe, dan manis jangan. Permintaan datang dari wilayah Jakarta, Semarang, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

“Kalau bahan bahan baku seperti jahe, kayu secang, jinten hitam ini hampir seminggu sekali. Paling lama dua minggu sekali pengiriman barang ke sejumlah pabrik jamu di wilayah Indonesia,” jelas Suwarno.

Setiap pekan, dirinya mengaku dapat memasarkan bahan baku jenis empon-empon rata-rata sekira 20 hingga 30 ton. Sementara soal harga bervariasi, seperti misalnya kapulaga Rp45 ribu per kilogram, secang Rp25 ribu per kilogram, dan jahe Rp47 ribu per kilogram.

“Harga bervariasi bergantung jenis barangnya,” terang dia.

Lebih lanjut Suwarno mengatakan, kondisi musim sekarang tidak menentu sehingga dapat memengaruhi pola pengeringan empon-empon. Selain itu, musim penghujan memengarui pasokan bahan baku yang didatangkan dari para petani.

“Sekarang ini para petani belum masa panen. Ada keterlambatan sedikit untuk bahan baku jenis jahe. Musim penghujan memengaruhi penjemuran yang berakibat terhadap kualitas barang,” katanya. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Gubernur Jateng Ajak Masyarakat Minum Jamu Tangkal Corona

Harga Kunyit Melambung Tinggi Gara-gara Virus Corona

Isu Corona, Jahe Merah Mulai Langka di Pasaran

Antisipasi Corona, Warga Serbu Empon-empon

Penjual Hewan Kurban di Nogosari Boyolali Sediakan Bonus Mentok

Serunya Ngabuburit Gelar Wayang Kulit sekaligus Bagi-bagi Takjil

Wamen Sudaryono Kunker ke Nogosari Boyolali, Siap Bantu Pompa Air

Rahmawati Sukses Tekuni Bisnis Gamelan, Raup Cuan Ratusan Juta Rupiah

DPRD Jateng Gelar Pentas Wayang Kulit, Tampilkan 4 Dalang di Nogosari Boyolali

Pelaku Seni di Indonesia Gelar Kongres Menangkan Ganjar-Mahmud

Dukung Ketahanan Pangan, Polres Boyolali Galakkan Tanam Jagung

Pameran Pusaka di Boyolali, Disdikbud Tampilkan Koleksi Keris dan Senjata Tradisional

Seminar Cegah Stunting Sejak Dini, Puluhan Tenaga Medis di Boyolali Dibekali Deteksi Dini

Gibran Pantau Penyaluran BSU di Boyolali, Imbau Bantuan Digunakan untuk Keperluan Produktif

Tradisi Buka Luwur Syech Maulana Ibrahim Maghribi, Upaya Pelestarian Budaya dan Dongkrak Wisata Lereng Merbabu

Disdikbud Boyolali Ajak Warga Desa Ngadirojo Jaga Cagar Budaya Gunung Merbabu

Swiss-Belhotel Solo Tawarkan Pengalaman Buka Puasa dengan Pemandangan Masjid Sheikh Zayed

Sambung Rasa, 2 Paslon Walkot Bahas Perekonomian Solo

Swiss-Belhotel Solo Tawarkan Konsep Floating Stage di Infinity Pool

Putut Tetuko Pimpin ORARI Boyolali 2024-2027, Diharapkan Bisa Bersinergi dengan Diskominfo

Pagelaran Sandosa, Kenalkan Wayang pada Generasi Muda

Duta Seni Boyolali Diberangkatkan ke Bandung, Komunitas Seni Kota Kembang Sampai Terharu

Berita Lainnya