SOLO, solotrust.com - Keberhasilan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dalam menorehkan rekor pendapatan sebesar Rp 1 miliar pada 2017 lalu, nampaknya masih belum diimbangi dengan sanitasi limbah yang baik. Limbah kotoran hewan taman satwa terbesar di Jawa Tengah itu langsung dibuang ke aliran sungai anak Bengawan Solo tanpa diolah.
Melihat kondisi tersebut membuat Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo angkat bicara. Rudy sapaan akrab Wali Kota meminta pengelola TSTJ segera membuat sistem sanitasi yang baik untuk kotoran hewan. Selain itu juga direncanakan membuat pengolahan limbah yang modern.
"Kalau limbah kotoran hewan dibuang begitu saja ke sungai akan mengakibatkan bau yang tidak sedap. Saya minta tidak ada bau disana. Air yang mengalir ke Bengawan Solo harus sudah bersih,” tegas Rudy, Kamis (8/3/2018).
Jika penataan kawasan TSTJ diimbangi dengan sistem pengolahan limbah yang baik, wali kota yakin tingkat kunjungan TSTJ akan terus meningkat. Suasana asri dan sungai yang bersih akan menambah daya tarik. Terlebih pengelola akan memanfaatkan danau dan sungai sebagai wisata air.
"Terlebih dahulu perlu melakukan penataan kandang sesuai dengan zona. Kemudian menyiapkan lahan untuk lokasi pengolahan limbah kotoran hewan. Di masing-masing kandang dibuat saluran limbah menuju satu titik pengolahan limbah. Setelah proses selesai, air yang sudah dalam keadaan bersih bisa dibuang ke sungai," terang Rudy.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso mengaku siap untuk mewujudkan. Tahun ini TSTJ menerima penyertaan modal dari pemkot sebesar Rp 3 miliar. Selain itu juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup sebesar Rp 2 miliar.
"Sesuai arahan pak wali, akan kita perbaiki sitem sanitasinya." Jelas Bimo. (vin)
(wd)