SEMARANG, solotrust.com - Berbagai modus penimbunan serta pengoplosan minyak bumi dan gas telah digagalkan petugas jajaran Polda Jateng. Dalam operasi, Polda Jateng memprediksi telah mengamankan potensi kerugian negara ditaksir senilai Rp11.105.164.000.
Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, mengatakan para pelaku rata-rata telah memodifikasi sejumlah kendaraan yang digunakan untuk menimbun BBM bahan bakar minyak (BBM).
Truk tangki pengangkut BBM dimodifikasi sedemikian rupa untuk mencari keuntungan. Para pelaku juga telah bekerja sama dengan pihak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk melakukan aksinya.
"Hasil kencingan helikopter atau apa pun bentuknya ditimbun untuk mencari keuntungan dari adanya subsidi atau fluktuasi harga," paparnya.
Cara lainnya, para pelaku melakukan pengoplosan atau pencampuran BBM dengan bahan kimia lain.
"Para pelaku mencampur BBM jenis Pertalite dengan bahan kondensat minyak mentah, kemudian dicampur dengan bahan kimia jenis lain. Selanjutnya, mereka jual dengan harga Pertamax untuk mencari keuntungan," jelas Irjen Ahmad Luthfi.
Hasil penelusuran jajarannya, para pelaku juga melakukan transaksi penjualan BBM oplosan ke lintas provinsi. Namun, hal itu sudah terdeteksi karena ada pemantauan dari petugas di lapangan.
"Jadi ngoplosnya di Jawa Tengah kemudian dijual di luar provinsi atau dijual di perusahaan-perusahaan. Hal itu sudah terdeteksi oleh jajaran kriminal khusus Polda Jawa Tengah," kapolda.
Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, masih ada potensi lain bisa terjadi akibat lemahnya pengawasan BBM. Karenanya, dirinya memerintahkan seluruh jajaran Polda mulai dari Babin, Polsek, Polres agar mengawasi dan menempatkan anggota kepolisian di seluruh SPBU di Jawa Tengah.
"Tidak ada SPBU di wilayah kita yang tidak diduduki petugas dalam rangka pengamanan," tegasnya.
Kapolda menjelaskan, pihaknya telah menempatkan sejumlah petugas di berbagai SPBU di Jawa Tengah. Tindakan itu dilakukan untuk mengeliminasi masyarakat yang akan melakukan potensi pidana.
Hasil operasi jajaran Polda Jateng, ada 38 truk tanki dengan komposisi solar 81 ton, Pertalite 3,2 ton, mobil tanki 38 unit, motor 6 unit, tandon kapasitas 1.000 liter sebanyak 42 unit.
Di samping itu, Polda Jawa Tengah telah melakukan upaya pengamanan, baik distribusi, pengamanan di SPBU maupun ketersediaan lainnya.
"Prinsipnya adalah jajaran Polda Jawa Tengah dengan steakholder yang ada, baik itu Pertamina, Kodam VI Diponegoro, atau Muspida akan bahu-membahu dalam rangka penetrasi hal tersebut," pungkasnya. (fjr)
(and_)