Hard News

Dapat Banyak Keluhan, Event Organizer Sekaten Angkat Bicara Soal Parkir hingga Pengamen

Jateng & DIY

21 September 2022 00:01 WIB

Lapak pedagang yang ikut meramaikan gelaran Sekaten di kawasan Alun-alun Utara (Foto: Dok.solotrust.com)

SOLO, solotrust.com - Setelah mendapat banyak keluhan tentang keamanan dan kenyamanan pengunjung Pasar Malam Sekaten, pihak Event Organizer (EO) Diana Ria angkat bicara.

Dihubungi awak media melalui sambungan telepon pada Selasa (20/09/2022) siang, Penasihat EO Diana Ria, Muntohar menyebut akan segera merapatkan segala keluhan yang ia terima dengan pihak Keraton Kasunanan Solo.



Beberapa poin yang menjadi catatan, pihaknya mengaku akan segera mencari jalan solusi bagi kenyamanan pengunjung.

Seperti permasalahan tarif parkir seenaknya hingga keamanan helm. Meski pihaknya menegaskan, sebetulnya EO tak menangani perihal parkir. Penyediaan kantong parkir telah ditangani pihak Keraton Kasunanan Solo.

"Parkir itu tidak ada sedikit pun masuk ke (regulasi) EO. Masalah untuk parkir sudah ditangani pihak keraton, saya nggak minta sepeser pun. Jadi saya intinya memang ngajukan izin itu untuk event saya (Sekaten saja-red)," kata Muntohar.

Menurutnya, tarif parkir melebihi aturan bisa saja disebabkan kantong parkir disediakan tak muat, sehingga pengunjung terpaksa parkir di bangunan pribadi milik warga sekitar. Namun untuk mengatasi hal itu, Muntohar mengaku akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo guna memasang patok dan informasi tarif parkir yang semestinya.

"Nanti mau tak bikinkan itu (spanduk pemberitahuan), sudah dipatok, disetujui bersama dari keraton dan pemkot. Nanti dibikinkan MMT (spanduk) tarif parkir gitu. Jadi orang-orang itu kalau mau naikkan parkir itu nanti yo wis biar tahu gitu," tandasnya.

Pemkot juga akan dilibatkan dalam kenyamanan pengunjung, seperti kebersihan dan penanganan pengamen.

Perihal kebersihan, Muntohar mengaku selama ini telah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo. Pembersihan dilakukan setiap pagi, sehingga pengunjung yang mulai berdatangan pada sore hari tak merasa terganggu dengan sampah di hari sebelumnya.

"Kita juga dikenakan (tarif kebersihan) Rp500 ribu per hari untuk areal Sekaten itu. Kalau malam gini (sampah berserakan), tetapi yang penting kan pas ditutup itu dibersihkan (ketika pagi), sore kita buka bersih," terangnya.

Ia mengaku banyaknya pengunjung bisa menjadi faktor mengapa Sekaten terkesan kumuh.

"Namanya pengunjung banyak kan kita orang serampangan, beda sama di mal. Habis makan jajan dibuang," tandasnya.

Soal banyaknya pengamen, Muntohar akan berkonsultasi dengan pemkot dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk mencari solusi terbaik.

"Nanti coba dirapatkan. Jadi kalau memang tidak boleh (mengamen di area alun-alun) biar Satpol PP aja tak suruh bersihkan, tangkapin semuanya aja, dikasih arahan apa gimana gitu," ujarnya.

Sebelum Pasar Malam Sekaten digelar, Muntohar mengaku telah berencana melibatkan pihak kecamatan dan polsek, namun niat itu ia urungkan lantaran pihak Keraton Kasunanan Solo telah menanganinya.

"Saya kan dari awal seperti itu kalau bisa ke kecamatan, polsek setempat harusnya diundang di keraton karena keraton punya gawe, minta tolong nanti kemungkinan administrasinya kan dari saya, aku ngomong gitu sebenarnya," jelasnya.

Muntohar juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo sebelum menggelar acara ini. (riz)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya