Hard News

Facebook dan YouTube Hapus Konten Radikal

Hard News

17 Mei 2018 07:31 WIB

Ilustrasi Facebook (pixabay.com)

JAKARTA, solotrust.com – Sejumlah platform media sosial siap menghapus konten-konten radikal berisi ujaran kebencian. Facebook dan YouTube bahkan dengan tegas akan menurunkan jika ada konten melanggar standar ketentuan.

Keputusan itu diambil setelah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menggelar pertemuan dengan penyelenggara platform internet (aplikasi media sosial, messenger, chatting) guna saling meng-update status terakhir yang sudah dilakukan, terkait konten terorisme dan radikalisme di platformnya masing-masing. Dalam rapat dilaksanakan di Ruang Rapat Lt 7 Kementerian Kominfo hadir perwakilan Facebook, Twitter, Youtube serta Telegram.



“Teman-teman melakukan pemantauan dan jika sudah confirm, dilakukan take down akun ataupun konten yang ada, baik di media sosial, messenger atau file sharing,” jelas Menteri Rudiantara dalam siaran persnya, Rabu (16/05/2018)

Berdasarkan update terakhir dari para penyelenggara platform, didapat data Telegram telah menurunkan 287 konten, Facebook dan Instagram dari 450 aduan telah menurunkan sekira 300 konten, Youtube dari 250 aduan sekira 40% sudah diturunkan dan Twitter dari 60 hingga 70 aduan, 50% sudah diturunkan.

“Sisanya masih dalam proses pemantauan. Kerja sama dari platform baik itu Facebook, Google, Youtube, Twitter dan Telegram sangat membantu. Dikarenakan (konten radikalisme dan terorisme) ini menjadi musuh bersama semua, ke depannya saya harap akan meningkatkan kerja sama,” beber Menkominfo.

Dalam kesempatan itu, Public Policy Lead Facebook Indonesia, Ruben Hattari menyatakan Facebook tak akan memberi ruang bagi kekerasan.

“Facebook adalah platform yang tidak ada ruang untuk kekerasan. Apabila menemukan konten yang melanggar standar komunitas kami, pasti akan kami turunkan,” tandasnya.

Youtube juga menegaskan komitmennya memberantas konten kekerasan. Menurut Government Relations and Support for Infrastructure Google Indonesia, Danny Ardianto, YouTube bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk menghapus konten-konten mengarah ke tindak kekerasan dan kebencian.

“Kami punya policy yang kuat di dalam Youtube sendiri bahwa kami tidak membolehkan konten-konten seperti itu ada di platform kami. Saya juga berterima kasih kepada pemerintah dan masyarakat bisa bekerja sama dengan baik,” ujarnya.

(and)

Berita Terkait

4 Kanal YouTube yang Bisa Bantu Upgrade Diri Kamu

Katalog Lagu Apple Music Capai 100 Juta, Lampaui YouTube Music Hingga Spotify

Rajai YouTube, BTS Jadi Artis yang Paling Banyak ditonton Sepanjang Sejarah

Seberapa ARMY Kamu? BTS Luncurkan Challenge #MyBTStory di YouTube Shorts

Belajar dari Praktisi Media Sosial, Prodi Ilmu Komunikasi Unisri Undang Blogger dan YouTuber

MrBeast Jadi YouTuber Terkaya Di Dunia Tahun 2021

50 Anak Terpaksa Ajukan Izin Nikah Dini, Mayoritas Gegara Kencan via Facebook

TNI Gadungan Asal Sukoharjo Ditangkap di Klaten, Tawarkan Senpi Lewat Facebook

Siswa Ini Tolak Corat-Coret Seragam Sekolah Saat Lulus Sekolah

Miris! Anak Sibuk, Ibu Dititipkan di Rumah Lansia

WhatsApp, Instagram dan Facebook Sempat Down, Netizen Banjiri Twitter

Pria Ini Heran, Uang Dipegang Istri Mendadak Bisa Beli Rumah dan Mobil

BEM UNSA Gelar Seminar Berintelektual dalam Berpolitik, Cegah Radikalisme di Era Milenial

Santri di Boyolali Apel Bareng TNI-Polri Tangkal Radikalisme

Jusuf Kalla: 99 Persen Masjid di Indonesia Bebas Dari Ajaran Radikalisme

Mabes Polri Gencar Sosialisasi Bahaya Paham Radikalisme

Dialog Lintas Beragama, Kasdim Wonogiri Tekankan Bahaya Terorisme

Radikalisme Bukan Ideologi Bangsa Indonesia

Pragmatik dan Pembelajaran Pragmatik sebagai Mitigasi Ujaran Kebencian Era Digital

Kuasa Hukum Ajukan Banding, Tak Terima Vonis 6 Tahun Dijatuhkan pada Gus Nur

Sidang Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Bambang Tri dan Gus Nur Dituntut 10 Tahun Penjara

Kades Gedongan Colomadu Minta Pengunggah Pamflet Ujaran Kebencian di Medsos Serahkan Diri

Bahar bin Smith Diperiksa Polisi Pekan Depan

Polri: Twitter Jadi Media Sosial Paling Tinggi Sebar Ujaran Kebencian

Berita Lainnya