Hard News

Wilayah Wonogiri Paling Rentan Kekeringan, Penanggulangan Jangka Panjang Diperlukan

Jateng & DIY

28 September 2018 11:32 WIB

Irfan saat memberikan paparan mengenai kekeringan di Wonogiri.

SOLO, solotrust.com- Kabupaten Wonogiri menjadi wilayah dengan penyebaran terbanyak daerah yang berpotensi mengalami kekeringan, dengan angka wilayah sangat rentan mencapai lebih dari 70 persen.

Hal itu diungkap oleh Peneliti Hidrologi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPPTPDAS), Irfan B. Pramono dalam jumpa pers di Kantor BPPTPDAS, Kartasura, Kamis (27/9/2018).



"Jawa Tengah terdapat 18 daerah yang mengalami krisis air, Kabupaten Wonogiri merupakan wilayah dengan sebaran terbanyak, peta persebaran kekeringan di wilayah Wonogiri sudah mencapai lebih dari 70 persen, kecamatan bagian selatan, kalau yang tidak rentan wilayah utara," papar dia.

Menurut kajian Irfan, krisis air disebabkan oleh sejumlah hal yang diantaranya pertambahan jumlah penduduk dan percepatan perubahan iklim. Selain itu, faktor penyebab kekeringan lain ialah faktor meteorology berupa berkurangnya curah hujan.

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pada bulan Oktober-November curah hujan di wonogiri curah hujan dalam taraf rendah, yakni 0-20 mm, probabilitas di bawah normal, tetapi pada bulan November dan Desember curah hujan di Wonogiri mulai berangsur normal, yakni 80-100 mm.

"Selain itu, juga disebabkan faktor el nino, siklus 4 tahun sekali terjadi kekeringan diselingi dengan la nina, seperti tahun 2015 lalu kekeringan dan kebakaran hutan di mana-mana," ucap dia.

Lanjut dia, tipe kekeringan lain adalah hidrologi yang disebabkan berkurangnya pasokan air di permukaan tanah karena alih fungsi lahan. Dan faktor penyebab lain seperti berkurangnya kapasitas infiltrasi, ketidaksesuaian jenis tanaman dengan ketersediaan air, tidak tersedia penampungan air dan penggunaan lahan yang tidak sesuai di daerah peresapan air," beber dia.

"Penggunaan lahan yang dulunya misal sawah sekarang dijadikan permukiman, sehingga kemampuan tanah menyerap air berkurang," katanya

Terkait alternatif penanggulangan, menurut Irfan tidak bisa hanya mengandalkan penanggulangan jangka pendek, seperti dropping air bersih dan memberi bantuan pangan untuk masyarakat miskin yang gagal panen, melainkan juga harus ditanggulangi secara jangka menengah hingga jangka panjang. (adr)

(wd)

Berita Terkait

Lebih 20 Ribu Nasi Bungkus Dibagikan ke Warga Terdampak Banjir Semarang

BNPB Berikan Bantuan Dana Siap Pakai dan Logistik untuk Korban Banjir Demak

BPBD Boyolali Minta Warga Waspadai Angin Kencang hingga Banjir

Gempa Maroko dan Banjir Libya, Kemenag Imbau Umat Islam Gelar Salat Gaib

Peduli Banjir Solo, The Sunan Hotel Salurkan Dana Bantuan

Banjir Solo Landa 15 Kelurahan, 18 Ribu Warga Terdampak

Solo Mods May Day, 700-an Vespa Serbu Bengawan Solo Park Peringati Hari Buruh

Nonton SIPA, Sandiaga Uno Apresiasi Warga Solo

Menparekraf Jadikan SIPA Festival 2021 Momentum Kebangkitan Event

Husein, Remaja Kalap di Bengawan Solo Ditemukan Tak Bernyawa

Sungai Bengawan Solo Tercemar Limbah Alkohol, IPA Semanggi Berhenti Operasi

Tercemar Ethanol, Ratusan Ikan di Sungai Bengawan Solo Mati

Kandang Ternak Terbakar Hebat di Wonogiri, 7800 Ayam Hangus Terpanggang

Girimanik Mountain Camp Tawarkan Pesona Keindahan Alam Wonogiri

Ratusan Rumah di Wonogiri Tersapu Puting Beliung

Zona Merah Covid-19, Objek Wisata di Wonogiri Ditutup Lagi Hingga 17 Januari

Sah! Jekek Pimpin Wonogiri 2 Periode

Genjot Usaha Mikro Kecil, Wonogiri Gratiskan Perizinan

Cawabup Dwi Fajar Janji Atasi Kekeringan Bagian Utara Boyolali

Vivit-Gus Umam Salurkan Bantuan Air Bersih ke Desa Terdampak Kekeringan di Rembang

BMKG Sebut Indonesia Berpotensi Alami Kekeringan Meteorologis

Forum Diskusi Relawan Berkumpul Bahas Kekeringan di Boyolali

BPBD Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan Akibat Kemarau Panjang

Ribuan Umat Islam di Andong Boyolali Bersujud di Tanah Lapang Minta Hujan

Berita Lainnya