SOLO, solotrust.com - Istilah social distancing banyak diartikan dengan menjaga jarak sosial. Beberapa contoh yang disebutkan ialah tidak melakukan aktivitas dengan berkerumun. Namun, tidak sedikit masyarkat masih melakukan aktivitas di luar rumah dengan aktivitas biasa.
Pakar Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr Drajat Tri Kartono MSi memberikan respons terkait kebijakan social distancing.
“Social distancing ini memiliki makna untuk memisahkan individu dari kerumunan sehingga yang tadinya berkelompok, mereka akan terpisah-pisah menjadi individu-individu,” urainya, Rabu (25/03/2020).
Dr Drajat sendiri merespons baik dengan adanya saran dari WHO untuk menerapkan social distancing di tengah wabah corona. Namun, di situasi saat ini yang paling penting adalah memberikan sosialiasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga jarak satu dengan lainnya sehingga penularan virus ini bisa terputus.
Perlu adanya usaha bersama untuk menjelaskan kebijakan ini kepada masyarakat. Menurut Dr Drajat, negara Indonesia dengan latar belakang budaya kuat membuat kebijakan social distancing ini sedikit sulit untuk diberlakukan.
"Contohnya di Kota Solo masih ditemui masyarakat yang berkerumun di beberapa titik. Sikap pekewuh yang melekat dalam mayoritas warga Solo membuat mereka tetap menghadiri kegiatan berkelompok. Salah satunya kegiatan rewang atau hajatan di desa," imbuhnya.
Tidak hanya itu, beberapa aktivitas ibadah masih tetap dijalankan bersama-sama dengan memegang teguh kepercayaan bahwa Tuhan akan melindungi mereka, padahal sudah dikeluarkan secara resmi oleh pihak-pihak berwenang dan pihak ahli untuk beribadah dari rumah. Berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sudah dikaji sebelumnya, sehingga peran-peran tokoh masyarakat menjadi penting dan berpengaruh dalam menyampaikan kebijakan tersebut.
"Solidaritas menjadi hal penting untuk saat ini. Tim medis berupaya untuk mengobati, pemerintah berusaha melakukan pencegahan dengan berbagai kebijakan dan tindakan, serta masyarakat yang proaktif mendukung kebijakan,” tukas Dr Drajat. (awa)
(redaksi)