JAKARTA, solotrust.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro menyampaikan perkembangan pengembangan beberapa alat kesehatan (Alkes) yang saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka penanganan Covid-19, khususnya portable ventilator dan test kit.
“Mengenai test kit, ada dua test kit baik yang berbasis PCR maupun rapid test. Untuk rapid test kami sudah laporkan kepada Bapak Presiden (bahwa) 1,5 bulan dari sekarang atau enam minggu dari sekarang,” ujar Menristek usai mengikuti rapat terbatas, Rabu (15/04/2020), dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.
Rencananya, menurut Menristek, sudah ada 100 ribu unit rapid test yang merupakan hasil kerja sama dari BPPT, UGM yang kemudian diproduksi PT Hematika di Yogyakarta dan nanti akan diproduksi lagi dalam jumlah lebih besar untuk kebutuhan rapid test dalam rangka penanganan Covid-19.
“Untuk yang PCR, ini kerja sama antara BPPT dengan startup Nusantics dan PT Biofarma. Rencananya pengujian di BPOM dan Kementerian Kesehatan, setelahnya tentunya akan dilakukan produksi yang akan dilakukan oleh PT Biofarma,” urai Kepala BRIN.
Dengan demikian, Menristek mengemukakan tidak lama lagi Indonesia akan punya PCR test kit, basisnya adalah virus yang merupakan local transmission atau virus Covid-19 terjadi di Indonesia, bukan berasal dari luar.
Adapun untuk portable ventilator, Bambang Brodjonegoro mengatakan ventilator yang saat ini sedang diuji Kementerian Kesehatan, prototipenya sudah dibuat oleh tim yang dipimpin BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).
”Rencananya minggu ini selesai pengujian di Kementerian Kesehatan dan kemudian masuk kepada produksi, di mana dua perusahaan sudah siap memproduksi, yaitu PT Len Industri (BUMN) dan PT Poly Jaya Medikal (swasta), masing-masing mempunyai kapasitas memproduksi sekira seratus unit portable ventilator per minggu, masing-masing pabrik,” imbuhnya.
Jadi diharapkan, sambung Menristek, 25 April bisa mendapatkan 200 unit pertama ventilator buatan Indonesia produksi Len dan Poly Jaya dan didesain tim dari BPPT. Selain yang dikembangkan BPPT, ada 15 usulan desain ventilator lainnya dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, maupun dari masyarakat dan swasta.
Adanya dua produk tersebut, menurut Bambang Brodjonegoro, tujuan akhirnya adalah mengurangi kebergantungan terhadap impor alkes maupun obat yang saat ini sangat dominan di Indonesia. Mengenai ventilator 200 unit, Menristek menjelaskan nanti adalah hasil produksi pertama dari dua mitra industri yang sudah siap memproduksi portable ventilator desain BPPT.
”Rencananya paling lambat akhir April ini, akhir bulan ini. Jadi perkiraan paling cepatnya 25 April, sampai akhir April itu sudah bisa diproduksi 200 unit. Kapasitas produksi dari para mitra industri tersebut adalah seratus unit portable ventilator per minggu, jadi kapasitasnya cukup besar,” kata dia.
(redaksi)