BOYOLALI, solotrust.com - Para petani tembakau dan kopi di Kabupaten Boyolali kembali menerima alat dan mesin pertanian (Alsintan). Bantuan ini disalurkan melalui Dinas Pertanian (Dispertan) setempat.
Kepala Dispertan Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, mengatakan bantuan sarana pertanian merupakan bagian dari upaya pemerintah Kabupaten Boyolali untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau dan kopi.
Ada 12 unit kendaraan roda tiga berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten Boyolali dengan Rp385,8 juta. Sarana pertanian ini diberikan kepada petani penghasil tembakau di Desa Suroteleng, Samiran, dan Tlogolele di Kecamatan Selo; Desa Selondoko di Kecamatan Ampel; Desa Nepen di Kecamatan Teras; Desa Gedangan dan Wonodoyo di Kecamatan Cepogo.
“Ada pula petani tembakau di Desa Kayen di Kecamatan Juwangi; Desa Kembang di Kecamatan Gladagsari, Desa Keposong di Kecamatan Tamansari; serta Desa Manjung di Kecamatan Sawit,” urai Bambang Jiyanto kepada wartawan, Rabu (03/08/2022).
Sementara itu, Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan mengatakan, selain alsintan, turut diberikan pula satu set alat pascapanen kopi senilai Rp99,65 juta. Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali Tahun 2022.
Bantuan alat pascapanen terdiri atas mesin pengupas kulit kopi basah (pulper), mesin pengupas kulit kopi kering (huller), mesin sangrai kopi (roaster), dan kendaraan roda tiga masing-masing satu unit.
Bantuan diberikan kepada petani kopi di Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, tergabung dalam Kelompok Tani Rukun Sentosa. Mereka telah menanam kopi di tanah seluas 6 hektare dengan potensi pengembangan 10 hektare. Produksi per tahun sebesar 4,2 ton kopi kupas kulit kering.
“Mudah mudahan dengan adanya bantuan ini bisa mengangkat kopi di wilayah Sampetan karena potensinya juga banyak petani kopi di sana. Semoga bisa mendunia,” ujar Wahyu Irawan.
Di lain pihak, anggota DPRD Kabupaten Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta turur menyerahkan secara simbolis bantuan alsintan kepada kelompok tani.
Pihaknya berharap para petani dapat mempergunakan bantuan tersebut secara maksimal pada wilayah penghasil tembakau dan kopi di Kabupaten Boyolali.
“Ini merupakan salah satu wujud atau komitmen bahwa di Boyolali memang luar biasa untuk wilayah pertanian dan perkebunan. Harapan kita kopi ini bisa dikenal tingkat nasional dan sampai ke luar negeri,” kata Susetya Kusuma Dwi Hartanta.
Sampai saat ini Kabupaten Boyolali mampu memproduksi tanaman tembakau di berbagai wilayah. Tercatat pada 2021, tembakau asepan dapat tertanam di 253 hektare dengan produksi 1.321 kilogram per hektare. Sementara untuk tembakau rajang ditanam di area seluas 4.445 hektare mampu memproduksi 1.124 kilogram per hektare.
Adapun pada 2022 hingga triwulan II, tembakau asepan telah ditanam di 68,6 hektare di Kecamatan Mojosongo, Teras, Sawit, dan Banyudono.
Tembakau rajang hingga triwulan II 2022 ditanam di area seluas 3.738,3 hektare yang terhampar di Kecamatan Selo, Ampel, Gladagsari, Cepogo, Musuk, Tamansari, Boyolali, Mojosongo, dan Juwangi. (jaka)
(and_)