SOLO, solotrust.com - Monumen Pers Nasional bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI menggelar acara Sosialisasi Monumen Pers Nasional di area Solo Car Free Day (SCFD) Jalan Slamet Riyadi, Minggu (28/08/2022).
Mengusung tema “Ayo Dolan neng Monumen Pers Nasional”, acara yang dipandu Rumania dan Gapuk ini cukup menarik perhatian masyarakat. Kegiatan semakin meriah lantaran pengunjung juga disuguhi gim dengan berbagai hadiah menarik.
Salah satu gim yang banyak menyita perhatian pengunjung, yakni wheel of fortune atau roda keberuntungan. Permainan ini mengharuskan pengunjung memutar papan yang berbentuk.
Pada kesempatan ini, staf Monumen Pers, Surya mengatakan sosialisai untuk mendekatkan serta mengajak masyarakat untuk dolan atau berkunjung ke Monumen Pers.
“Monumen Pers Nasional dapat dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi barang pers terdahulu hingga koran keluaran terbaru,” tambahnya.
Monumen Pers Nasional adalah monumen dan museum khusus pers nasional Indonesia terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Museum ini didirikan pada 1978, lebih dari 20 tahun setelah diusulkan serta dioperasikan Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia.
Monumen pers didirikan untuk memperingati hari jadi pers saat diadakan pertemuan para wartawan seluruh Indonesia.
Sebanyak 18 ribu pengunjung setiap tahunnya mendatangi bangunan cagar budaya Monumen Pers Nasional. Bahkan, angkanya bisa tembus 20 ribu pengunjung per tahun. Pengunjung rata-rata merupakan pelajar dan mahasiswa.
Surya mengungkapkan, Monumen Pers memiliki 20 ribu judul bahan pustaka, 16 ribu di antaranya berupa buku dan selebihnya berupa buletin serta koran. Selain itu, ada pula koleksi berupa artefak, di antaranya mesik ketik milik tokoh pers nasional Bakrie Soeriaatmadja dan pakaian yang digunakan wartawan senior Hendro Subroto saat melakukan peliputan masa integrasi Timor Timur ke Indonesia.
Saat ini, Monumen Pers Nasional menyediakan empat fasilitas untuk pengunjung. Pertama, papan baca memuat koran-koran harian. Papan berada di sisi kanan monumen memuat koran lokal. Sementara, papan di sisi kiri memuat koran nasional.
Kedua, monumen koleksi-koleksi sejarah pers Indonesia. Ketiga, perpustakaan gratis yang menyediakan layanan peminjaman buku. Keempat, layanan koran digital sebagai bentuk transformasi digital monumen.
Lewat sosialisasi ini diharapkan masyarakat lebih mengenal dan berminat untuk datang ke Monumen Pers. Berbagai layanan yang ada di tempat ini dapat dinikmati secara gratis untuk masyarakat umum.
Tak hanya itu, Monumen Pers Nasional juga menawarkan pengalaman wisata sejarah yang tidak membosankan. Dengan begitu, pengunjung dapat melakukan kegiatan bersama komunitas terkait sejarah pers dan periklanan tempo dulu.
Pengunjung dapat meminta bantuan pemandu museum untuk menjelajahi cerita dan koleksi sejarah pers nasional. Monumen Pers Nasional juga memiliki koleksi masterpiece. Salah satunya, “Radio Kambing” yang memuat sejarah panjang perjuangan insan pers Indonesia sejak zaman penjajahan.
Lebih lanjut, Surya berpesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan sejarah. Sebab, sejarah adalah identitas negara.
Sebagai informasi, pengunjung dapat mendatangi Monumen Pers Nasional setiap Senin hingga Jumat pukul 09.00-15.00 WIB tanpa dikenakan biaya alias gratis. Selain itu, Monumen Pers Nasional juga membuka kunjungan virtual gratis sehingga pengunjung bisa berwisata tanpa harus datang langsung.
Monumen Pers Nasional menerima kunjungan pelajar di masa pandemi
Para siswa dan masyarakat umum bisa memanfaatkan tempat-tempat yang memiliki bahan-bahan pelajaran ilmu pengetahuan. Seperti di museum, salah satunya Monumen Pers Nasional (MPN) di Jalan Gajah Mada 59 Kota Solo.
Setelah hampir dua tahun tidak menerima kunjungan rombongan, pada 1 November 2021 lalu, Monumen Pers Nasional telah membuka kembali layanan tanpa reservasi dan kunjungan museum untuk rombongan.
Perwakilan dari Focus Independent School (FIS) Solo, Tika menyampaikan pada kesempatan kunjungan tersebut, siswa dapat melihat langsung proses pemeliharaan koran dan majalah yang terbit pada rentang waktu antara 1800 hingga 2005.
Ditambahkan Surya, kunjungan ke Monumen Pers Nasional senantiasa mendapat antusias para siswa. Mereka melihat dan mempelajari langsung benda-benda bersejarah. Kunjungan itu menjadi agenda tahunan sejumlah sekolah.
Surya mengatakan, pelayanan diberikan Monumen Pers Nasional sangat baik. Para siswa yang berkunjung selalu dipandu dan diberikan pengarahan serta penjelasan sangat detail sehingga mudah dipahami siswa.
Sebagai informasi, dokumentasi cetak Monumen Pers Nasional telah menyimpan lebih dari satu juta eksemplar bukti terbit dari seluruh media cetak di Indonesia yang terbit sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
Berbagai kegiatan pun sering diadakan Monumen Pers Nasional seperti, pameran, seminar, dan dialog budaya. Pihak pengelola mengatakan, antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke monumen ini terbilang masih tinggi.
Monumen Pers Nasional memiliki lokasi sangat strategis karena berada di pusat kota Surakarta, tepatnya di Jalan Gajah Mada. Monumen ini juga terletak tidak jauh dari Keraton Surakarta, dengan hanya membutuhkan waktu tempuh sekira delapan menit dan lima menit jika ditempuh dari Stasiun Kereta Api Solo Balapan.
(and_)