SOLO, solotrust.com - Pedagang Pasar Jongke mulai mendatangi lokasi pasar sementara di Lapangan Jegon, Pajang, Laweyan, Solo, Jumat (31/03/2023). Mereka mengecek kios dan losnya sebelum waktu pemindahan pasar pada 2 hingga 9 April 2023.
Para pedagang nampak melihat-lihat bagian yang mereka dapat sesuai penomoran Dinas Perdagangan Kota Solo.
Terlihat di antara sejumlah pedagang yang datang, Trini Siswanti (50), penjual snack nampak duduk bersedih di dekat los miliknya. Kepada solotrust.com, ia mengungkapkan tak mendapat pembagian los yang sesuai.
Di Pasar Jongke, Trini mengaku mengaku memiliki tiga los. Sementara ketika tiba saatnya pembagian nomor, ia hanya mendapat satu los. Merasa jengkel, dirinya mengadu ke lurah pasar dan Dinas Perdagangan, namun belum menemui solusi.
"Saya ayem (tenteram-red) dapat data kemarin waktu mau pengambilan nomor dari sana bilangnya ada tiga, tapi ternyata satu nama dapatnya satu. Saya nggak dapat tiga, saya pusing," kata Trini.
Ia pun meminta ada solusi terbaik yang sebelum pindah ke pasar sementara pada 2 hingga 10 April mendatang.
"Terus solusinya apa pihak pasar nggak tahu pokoknya tiga nama dapat satu nggak ada solusi sama sekali. Nanti kalau kenyataannya nggak dapat nangis saya. Saya nggak punya los yang lain," keluh Trini sambil menahan tangis.
Selain permasalahan tak mendapatkan jumlah los sesuai kepemilikan, dirinya juga mengeluhkan perihal ukuran los 1,5x2 meter. Menurutnya, los itu terlampau kecil jika dibandingkan dengan los Pasar Jongke.
"Posisi kayak gini kecil banget kan nggak bisa, nggak ada solusi sama sekali pihak pasarnya. Ukuran losnya itu empat meter yang Pasar Jongke, kalau sini segini ya ngeluh. Sebetulnya kurang ya kesempitan banget," terangnya.
Kendati menurutnya kurang strategis lantaran jauh dari jalan raya, Trini berharap bisa mendapat rezeki dari berjualan di pasar sementara Lapangan Jegon.
"Kalau yang namanya darurat nggak strategis, tapi ya masalahnya gimana kita harus ke mana dulu. Adanya kayak gini ya kita jalani dulu, solusinya ya kayak gini, gimana lagi," tukasnya.
Keluhan serupa juga dirasakan Sunarni (41), pedagang ayam yang mendapati los dengan ukuran lebih kecil.
"Kalau saya menempati los ya kalau ukurannya kurang cukup luas. Gimana lagi, ini kan supaya cukup bisa untuk jualan, makanya dikurangi ukurannya. Kalau dulu kan 4 meter kali 2,5 meter," bebernya.
Kendati demikian, Sunarni cukup memaklumi kondisi pasar sementara yang memang dibuat sedemikian rupa.
"Kalau sekarang ya pasti dikurangi karena ini kan cuma lapangan sementara. Kalau besok sudah pindah ke yang baru nggak tahu berapa pasnya," ucapnya.
Sunarni hanya ingin Dinas Perdagangan mendapat izin untuk pindah ke pasar sementara setelah Lebaran. Pasalnya di masa ini, menurut para pedagang merupakan waktu lebih menguntungkan untuk berjualan.
"Banyak pedagang yang pengin jualan setelah habis Lebaran, tapi gimana lagi sudah dari Pak Gibran gitu. Jadi kita harus manut, kalau nggak manut ya gimana lagi. Pokoknya kompak tanggal 2 sampai 10 April itu sudah pindah ke sini," pungkasnya.
Terpisah, salah seorang pedagang pakaian, Ruli Kusnandari (53) menilai fasilitas pasar sementara jauh berbeda dengan Pasar Jongke.
"Kalau dibandingkan dengan yang di sana jauh berbeda. Cuma ya disyukuri saja masih bisa kerja. Nanti waktu berikutnya dapat yang lebih baik lagi kalau dibandingkan dengan yang lama," ucap Ruli.
"Tetap saja sangat jauh berbeda, baik dari ukuran maupun bahan-bahannya berbeda. Kalau fasilitasnya ya kios plong, tapi ya disyukuri saja yang penting bisa untuk bekerja kembali," imbuhnya.
Informasi dihimpun, para pedagang Pasar Jongke menempati los, kios, dan lahan oprokan di pasar sementara Lapangan Jegon tak ditarik retribusi alias gratis.
Sementara proyek revitalisasi Pasar Jongke akan dimulai setelah April dan diperkirakan selesai kurang dari 12 bulan. (riz)
(and_)