SEMARANG, solotrust.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah (Disperindag Jateng) menggelar pengecekan harga dan ketersediaan bahan pangan pokok di pasar tradisional dan modern. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahan pangan pokok tersedia menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Semarang, Disperindag memantau serta menyusuri pasar tradisional. Mereka melakukan pengecekan sejumlah bahan pokok, seperti bawang putih, cabai merah, cabai rawit, beras, daging ayam, dan daging sapi. BPOM melakukan pengecekan bahan pangan, seperti ikan asin, mi olahan hingga bakso.
Kepala Disperindag Jateng, Ratna Kawuri melalui Kepala Bidang Standarisasi dan Perlindungan Konsumen, Devita Ayu Mirandati menjelaskan, pihaknya melakukan pantauan di Pasar Karang Ayu, Pasar Johar, pusat oleh-oleh Kampung Semarang, dan Pasar Modern Ada Majapahit.
Hasil pemantauan pagi hingga siang hari tidak adanya bahan pokok mengalami lonjakan harga dan terpantau stabil.
"Tidak ada kenaikan, (harga) cabai sudah turun, kemudian yang naik sedikit itu bawang putih, kalau beras stabil, gula itu turun dan ketersediaan cukup," ungkapnya, Senin (18/12/2023).
Devita Ayu Mirandati melanjutkan, harga cabai merah keriting mengalami penurunan cukup banyak dibandingkan beberapa waktu lalu. Sebelumnya, harga cabai terpantau mencapai Rp80 ribu per kilogram. Saat ini harga cabai turun di kisaran Rp60 ribu per kilogramnya.
"Cabai rawit merah sebelumnya sampai 100 ribu lebih, hari ini sudah 80 ribu lebih, begitu juga telur, di Ada (Majapahit) ini 24.900 (per kilo)," urainya.
Dirinya pun melihat para pedagang belum merasakan kesulitan mendapatkan stok daging, baik daging ayam atau daging sapi. Sama dengan harga beras masih terbilang normal. Harga beras premium di kisaran Rp14ribu.
Sementara di Pasar Karang Ayu dan Pasar Johar, BPOM menemukan makanan mengandung formalin dari sampel yang diambil dari sejumlah pedagang.
"Ada cumi asin dan teri nasi yang mengandung positif formalin, ada singkong juga. BPOM melakukan pengecekan terdapat pewarna tekstil, itu yang tidak diperbolehkan," tegasnya.
Devita Ayu Mirandati mengimbau pengelola pasar untuk mengecek para pedagang dan diminta tidak menjual bahan pangan mengandung bahan berbahaya. Harapannya agar konsumen mendapatkan jaminan produk yang dibeli adalah makanan sehat.
Ketika pengecekan dilakukan di pusat oleh-oleh Kampung Semarang dan retail modern Ada Majapahit, Disperindag menemukan adanya oleh-oleh hasil industri kecil menengah (IKM) belum memiliki Perizinan Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT). Pihaknya telah mengimbau kepada pengelola agar para produsen rumahan segera melengkapi izin.
"Parsel alhamdulillah tidak ada yang kedaluwarsa, harga juga sudah sesuai," imbuhnya.
Berdasarkan hasil pantauan ini, Devita Ayu Mirandati berharap konsumen juga menjadi pembeli cerdas dengan melakukan pengecekan kedaluwarsa makanan, pembelian bahan makanan sesuai kebutuhan, dan tidak panic buying.
"Jadi tidak panik ketika hari besar harus borong, itu yang menyebabkan kebutuhan dan permintaan tidak seimbang sehingga ada kenaikan harga," imbau dia.
Supervisor Ada Majapahit, Restan mengungkapkan bahan pokok cukup tersedia dan tidak mengalami kekurangan.
"Semua barang masih tersedia, tidak sampai kosong, harga juga standar, harga juga ada yang lebih murah dari pasar tradisional," ungkapnya. (fjr)
(and_)