SEMARANG, solotrust.com - Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah terus mewaspadai kecurangan yang kemungkinan terjadi menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 14 Februari 2024 nanti. Salah satu indikasi kecurangan ditandai adanya pemberitaan tentang penggelembungan suara di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS).
Untuk itu, Ketua Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud Jawa Tengah, Agustina Wilujeng terus mengingatkan kepada para pendukungnya terus waspada agar kecurangan bisa dicegah. Informasi diterima, suara menggelembung lebih dari 500 ribu.
"Itu yang membuat kami waspada, walaupun teman-teman lelah dengan berbagai macam tugas yang berkaitan dengan kewaspadaan, ini melelahkan, tapi kami harus tetap waspada," kata dia.
Menurut Agustina Wilujeng, dirinya enggan menyebut dari pihak mana yang meraup keuntungan dari suara sebanyak itu. Dia menegaskan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak akan melakukan kecurangan itu.
"Hal yang penting bagi kami adalah menjaga TPS masing-masing, kalau PDI Perjuangan ini kan rapat jadi setiap TPS itu petugasnya tidak hanya dua untuk pemilihan legislatif (Pileg) dan Pilpres," ungkap Agustina Wilujeng.
"Masing-masing TPS itu, paling tidak memiliki 20 orang menjaga yang ditugaskan untuk menjaga lima kertas suara tidak hanya pilpres, tapi juga DPRD kota/kabupaten, provinsi, DPR RI dan DPD RI. Kecurangan itu tidak boleh terjadi di lini apa pun, di lima pemilihan itu," sambungnya, seusai nonton bareng (Nobar) debat capres putaran kelima di Kantor DPD PDIP Jateng, Kota Semarang, Minggu (04/02/2024) malam.
Lebih lanjut, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) begitu besar tersebar di kabupaten dan kota. Agustina Wilujeng meminta kepada para relawan agar selalu melakukan verifikasi data dan mengklarifikasi kepada pihak terkait.
Seperti halnya di Salatiga, pihaknya mengetahui ada temuan salah satu alamat memiliki 25 orang. Setelah dilakukan konfirmasi dan verifikasi, ternyata tidak ada penambahan anggota keluarga di Kartu Keluarga (KK).
"Jadi siapa dia? ini kemudian ditindaklanjuti oleh teman-teman dengan mengklarifikasi penyelenggara pemilihan umum (Pemilu) titik tersebut. Penyelenggara pemilu dengan teman-teman keseluruhan partai menjaga kalau ada orang yang datang membawa alamat tersebut, maka akan diverifikasi kembali, siapa dia dan dari mana dia serta surat apa yang mereka bawa kok tiba-tiba pakai alamat itu," ungkapnya. (fjr)
(and_)