SOLO, solotrust.com – Pandemi virus corona (Covid-19) tak bisa dimungkiri telah membuat banyak sektor terpuruk. Salah satu sektor yang babak belur akibat hantaman virus mematikan itu adalah industri pariwisata.
Hal ini tentu saja cukup dilematis, mengingat sektor pariwisata memberikan kontribusi besar terhadap pemasukan daerah. Apalagi diyakini multiplier effect dari sektor tersebut bakal menyentuh banyak kegiatan ekonomi lain, baik jasa maupun perdagangan.
Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) menjadi salah satu destinasi wisata yang turut ‘tersengat’ virus corona. Kebun binatang yang ada di pinggiran Kota Solo ini sempat ditutup sekira tiga bulan sejak Kota Solo dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) Covid-19 demi menghindari terjadinya penularan virus berbahaya. Alhasil, target pendapatan pun harus direvisi lantaran merosotnya tingkat kunjungan wisatawan.
TSTJ baru dibuka kembali pada 19 Juni 2020 lalu setelah dilakukan assessment dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan dinyatakan layak. Pihak pengelola pun menerapkan aturan baru bagi pengunjung di masa pandemi.
Menurut Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug, Bimo Wahyu Widodo, pihaknya menerapkan protokol kesehatan ketat bagi wisatawan yang hendak masuk area TSTJ. Selain wajib mengenakan masker dan jaga jarak (physical distancing), pengunjung juga diharuskan masuk bilik disinfektan, cuci tangan, serta dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas.
“Kami juga menerapkan batasan usia pengunjung yang boleh masuk, yaitu 15 hingga 60 tahun. Pembatasan usia ini berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Solo,” tambah Bimo Wahyu Widodo, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (08/07/2020).
Di era new normal alias kenormalan baru sekarang, Bimo Wahyu Widodo menargetkan jumlah pengunjung setidaknya bisa tembus seribu orang dalam sehari. Jumlah itu dibagi dalam dua gelombang, yakni gelombang pertama pukul 09.00 hingga 12.00 WIB dan gelombang kedua pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Masing-masing gelombang dibatasi 500 pengunjung.
Adapun dalam praktiknya, tingkat kunjungan masih jauh dari target yang diharapkan. Diakui Bimo Wahyu Widodo, jumlah pengunjung per hari rata-rata hanya ada di angka 50 orang saja.
“Rendahnya kunjungan ini tentu saja karena adanya pembatasan pengunjung. Selama ini (pada situasi normal) 40 persen pengunjung adalah anak-anak, 40 persennya lagi adalah orang tua yang mengantarkan anaknya, dan 20 persen lagi adalah pengunjung rombongan,” jelas dia.
Dengan minimnya pengunjung dan sempat ditutupnya TSTJ, Bimo Wahyu Widodo pesimis mampu merealisasikan target kunjungan 750 ribu orang hingga akhir tahun nanti. Bahkan diakuinya, bukan tidak mungkin TSTJ nantinya justru akan merugi, mengingat hingga saat ini realisasi jumlah pengunjung baru di kisaran 200 ribu orang.
“Saat ini Jurug tidak ada target pendapatan, bahkan dipastikan rugi karena tiga bulan tutup. Kami sampai dengan akhir tahun hanya bisa bertahan untuk bisa survive. Harapannya nanti Januari 2021 bisa recovery dan pada 2022 bisa melakukan pengembangan usaha,” kata Bimo Wahyu Widodo.
Saat ini hal terpenting, sambung dia, sesuai arahan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, seluruh satwa yang ada dalam pengelolaan TSTJ dalam kondisi sehat. Selain itu tidak ada karyawan yang dirumahkan.
Adapun guna memenuhi operasional TSTJ, termasuk kebutuhan pakan satwa, pengelola telah menggandeng banyak pihak. Sejauh ini ada beberapa donatur yang turut membantu kebutuhan TSTJ.
“Manajemen TSTJ menyampaikan banyak terima kasih kepada para donatur dan pihak yang sudah membeli tiket presale. Ini semua yang menopang operasional kami selama pandemi,” ucap Bimo Wahyu Widodo.
Selain dari dukungan para donatur, pihak pengelola juga terus memutar otak demi keberlangsungan operasional taman satwa di sebelah Barat Sungai Bengawan Solo itu. Beberapa program pun disiapkan guna menggaet pengunjung, di antaranya aksi memancing ikan di danau dan bersepeda di area dalam TSTJ.
“Kami bikin pancingan dan bikin gowes di Jurug biar ada operasional yang masuk,” kata Bimo Wahyu Widodo.
Sejauh ini TSTJ masih membanderol tiket masuk sebesar Rp20 ribu per orang yang bisa didapat secara online maupun offline. Sementara untuk wahana bermain, saat ini belum dioperasikan lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19. TSTJ sendiri dilengkapi sepuluh wahana bermain, di antaranya kereta listrik, kereta kelinci, kolam keceh, perahu, bom bom car, dan merry go round.(and)
(redaksi)