JAKARTA, solotrust.com - Indonesia kembali dihadapkan pada lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan cepat.
''Nanti kita akan melihat dalam waktu singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi,'' katanya dalam konferensi secara virtual pekan ini, dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, kemkes.go.id, Sabtu (29/01/2022).
Ciri-ciri selanjutnya dari varian Omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitu pun tingkat keparahannya juga lebih rendah. Dengan begitu, pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien melakukan isolasi mandiri (Isoman).
Strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta. Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur. Sementara Omicron ini yang tinggi adalah penularannya, namun tingkat keparahannya rendah.
''Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG (orang tanpa gejala) atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,'' ucap Budi Gunadi Sadikin.
Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
Total pasien sudah terkonfirmasi Omikron hingga 26 Januari 2022 berjumlah 1.988. Adapun dari jumlah itu yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang.
Total pasien pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021 sebanyak 854 pasien dengan rincian pasien asimtomatik 461, gejala jaringan 334 pasien, serta gejala sedang dan berat 59 pasien.
''Sebenarnya yang perlu masuk rumah sakit adalah pasien yang 59 itu. Adapun yang perlu dirawat hanya kalau dia perlu di treatment oksigen,'' ucap Budi Gunadi Sadikin.
Ia berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati.
"Hal terpenting selalu pakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi. Kalau bisa kerja di rumah, di rumah saja, tidak usah pergi ke mana-mana karena risiko tertularnya sedang tinggi. Kalau pun tertular tidak usah panik yang penting disiplin isolasi sendiri dan minum vitamin, jika ada gejala ringan minum obat," tutur Budi Gunadi Sadikin.
"Kalau ada lansia (warga lanjut usia) atau komorbidnya banyak, itu ke rumah sakit dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,'' tambahnya.
(and_)