SOLO, solotrust.com - Setahun sudah pembangunan Masjid Taman Sriwedari tak dilanjutkan kendati tinggal 15 persen penyelesaian. Sebelumnya, proyek yang dibangun dengan dana corporate social responsibility (CSR) senilai Rp165 miliar ini ditarget rampung selama 730 hari sejak pertama dibangun 2019 silam.
Proyek ini dipegang PT Wijaya Karya (WIKA) dengan kontrak awal selama pengerjaan dan 180 hari perawatan. Sementara, pengerjaan proyek terhenti lantaran polemik penyelesaian sengketa tanah dan masalah pendanaan bersumber dari donasi.
Setelah setahunan mangkrak, proyek ini rencanannya kembali dilanjutkan. Ketua Panitia pembangunan masjid sekaligus mantan Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo berkomitmen merampungkan proyek, kendati tersangkut masalah hukum dan pendanaan.
Terkait masalah itu, ia pun mengharapkan bantuan pemerintah Kota (Pemkot) Solo serta bantuan dari pihak lain. Pada Jumat (03/06/2022), pihaknya mendapat bantuan dari umat Solo Madani Indonesia Jaya (SMIJ).
"Siapa pun yang membantu saya terima, termasuk umat ini. Nah semangat mereka saya sampaikan ke Pak Wali Gibran, tentunya begitu," kata Achmad Purnomo, ditemui setelah pertemuan.
"Masjid ini akan dibangun sampai selesai tanpa memandang siapa itu pemiliknya. Kalau pemiliknya pemkot alhamdulillah, kalau miliknya mereka (ahli waris), mereka (pembantu) yang akan membeli. Kita hanya bangun saja, status tanahnya di pemkot," imbuhnya.
Terkait penyelesaian, Manajer Operasional PT WIKA, Agung Budiarto memerkirakan pembengkakan dana untuk penyelesaian finishing.
"Ya pasti semua pasti ada impact (dampak-red) ya. Tinggal bagaimana menyikapi,.apalagi ini kan masjid untuk umat ya," katanya, saat melakukan kunjungan ke panitia pembangunan di Solo, Jumat (03/06/2022).
Diungkapkan, dari total 85 persen bangunan hampir rampung, kontruksi bangunan bawah sudah mencapai 90 persen. Sementara, bangunan di bawah angka tersebut dengan mempertimbangkan faktor keamanan.
"Kalau di lantai basement itu kita sudah 90 persen, tinggal memasang equipment (perlengkapan-red) saja. Kalau yang di atas memang karena faktor kemanan, kami nggak pasang seratus persen," lanjut Agung Budiarto.
Kendati tertunda, pihaknya meyakini tak ada masalah berarti terkait resistensi bangunan terhadap air. Hal itu sudah masuk dalam perhitungan awal.
"Kalau seperti itu sudah diperhitungkan di awal. Sistem drainase juga sudah didesain oleh pihak [Dinas] PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Solo. Saya rasa itu sudah cukup bagus, kalau terkait dengan fungsi masjid itu sendiri nunggu seratus persen. Drainase dan lain-lain Insyaa Allah sudah terdesain dengan baik," terang Agung Budiarto..
Pihaknya berharap pembangunan dapat kembali dilanjutkan. Agung Budiarto mengaku akan segera melakukan perhitungan ulang.
"Semua ada proses hitung-menghitung dan itu antara kami dengan pihak panitia dan kami selaku owner dari masjid ini," ucap Agung Budiarto.
"Semakin cepat diselesaikan semakin baik karena ini masalah material umur dari bahan," tandasnya. (dks)
(and_)