KARANGANYAR, solotrust.com - Kasus perundungan dan kekerasan seksual saat ini masih marak terjadi di sekolah. Karenanya, agar persoalan itu tak terus terulang perlu kerja sama dari berbagai komponen, termasuk sosialisasi kepada semua unsur terkait di sekolah.
Hal ini mengemuka dalam Seminar Hukum dan HAM bertajuk "Sekolah Aman dan Menyenangkan Tanpa Perundungan dan Kekerasan Seksual" Acara digelar Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Karanganyar dan LBH AP Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Karanganyar di Pendopo RM Said Rumdin Bupati, Sabtu (24/02/2024)).
Usai acara seminar, Ketua Majelis Hukum dan HAM PDA Karanganyar, Prihatin Nurhidayati, mengatakan seminar menghadirkan guru bimbingan konseling (BK) dari sekolah-sekolah Muhammadiyah. Adapun tujuannya agar mereka paham hukum terkait kasus perundungan atau kekerasan seksual sering terjadi di sekolah.
"Adanya seminar ini diharapkan jika terjadi kasus bullying atau kekerasan seksual di sekolah, bisa tahu langkah seperti apa yang harus dilakukan, baik untuk korban maupun pelaku. Pihak sekolah harus bisa mengarahkan dan tahu untuk melaporkannya," ungkapnya.
Saat ini, menurut Prihatin Nurhidayati masih banyak kasus bullying atau kekerasan seksual tak terungkap karena korban sendiri belum tahu harus berbuat apa. Hal itu juga karena tekanan pihak tertentu sehingga kasus tak muncul di permukaan.
"Jika kasus kasus serupa masih muncul dan terjadi di lingkungan sekolah, kalau tak terungkap akan berbahaya. Kasus tersebut akan bisa terus terjadi bila tak ada yang melaporkannya, bebernya.
Pencegahan masalah perundungan dan kekerasan seksual harus dilakukan sehingga kasus ini tidak kembali terjadi di lingkungan pendidikan.
"Sekolah-sekolah di bawah naungan Muhammadiyah, langkah ini dilakukan karena kami ingin membuat sekolah yang aman, menyenangkan, bebas bullying, dan kekerasan seksual," kata Prihatin Nurhidayati.
Sementara itu, Ketua Divisi Pelaporan dan Pendampingan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Karanganyar, Anastasia Sri Sudaryatni yang juga hadir sebagai narasumber menyatakan, pencegahan kasus bullying dan kekerasan seksual bisa dimulai dari lingkungan keluarga.
"Dalam hal ini dari lingkungan keluarga sebenarnya harus selalu memberi penguatan, kepercayaan diri pada anak, serta diberi kasih sayang cukup. Dengan begitu, harapannya bisa menjauhkan diri dari tindakan bullying dan kekerasan seksual yang sekarang ini sering terjadi di lingkungan sekolah," pungkasnya. (joe)
(and_)