SEMARANG, solotrust.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Semarang meneruskan dua pelanggaran netralitas aparatur sipil negara (ASN) kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada masa kampanye pemilihan 2024.
Pelanggaran netralitas ASN berupa memberi tanda like atau suka pada unggahan kegiatan di akun resmi Instagram calon wali kota Semarang pada pemilihan 2024 hingga menghadiri kegiatan kampanye pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Semarang 2024. Sesuai Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2024, kampanye pemilihan berakhir pada 23 November 2024.
Anggota Bawaslu Kota Semarang, Maria Goreti Jutari Risma Hanjayani, mengatakan pihaknya telah meneruskan sejumlah dugaan pelanggaran netralitas ASN kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada masa kampanye ini. Tercatat ada dua dugaan pelanggaran netralitas ASN diproses Bawaslu Kota Semarang.
Dugaan pelanggaran netralitas ASN berasal dari aduan masyarakat di media sosial. Selanjutnya, Bawaslu Kota Semarang melakukan penelusuran dengan meminta keterangan pihak terkait yang kemudian dituangkan dalam laporan hasil pengawasan.
Ketentuan mengenai pelanggaran netralitas ASN telah diatur dalam Keputusan Bersama Lima Lembaga Negara Tahun 2022 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan, serta dikuatkan oleh Surat Edaran Bawaslu RI Nomor 111 Tahun 2024 tentang Penanganan Isu-isu Krusial dalam Pengawasan Kampanye Pemilihan.
"Kami telah mengirimkan laporan hasil pengawasan, sekaligus surat penerusan dugaan pelanggaran netralitas ASN kepada kepala BKN RI pada masa kampanye ini," terang Maria Goreti Jutari Risma Hanjayani.
Ia mengimbau kepada ASN di Kota Semarang agar berhati-hati dalam setiap bertindak selama penyelenggaraan pemilihan 2024. Banyak pihak menyoroti isu netralitas ASN dan banyak ketentuan mengaturnya.
Lebih lanjut, Maria Goreti Jutari Risma Hanjayani menambahkan dalam keputusan bersama lima lembaga tersebut memuat tentang tindakan kampanye di media sosial berupa pemberian tanda like, share, dan posting, hingga menghadiri kampanye masuk dalam ketagori pelanggaran displin berat.
"Oleh karena itu, sebaiknya ASN berhati hati selama penyelenggaraan pilkada tahun ini," imbuhnya.
(and_)