BOYOLALI, solotrust.com - Kasus penganiayaan anak di bawah umur inisial KM (12) di Desa Banyusri, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali mengakibatkan sejumlah ibu kehilangan celana dalam (CD), kini berbuntut panjang.
Pendamping hukum dari pihak ibu-ibu, Ria Magdalena Purnamasari, mengatakan sampai saat ini masyarakat, terutama korban pencurian celana dalam dan pelecehan, yakni kaum ibu merasa takut dan cemas karena adanya tekanan sosial.
“Ibu-ibu merasa trauma, takut serta cemas dengan adanya tekanan sosial yang ada terkait kasus tersebut,” katanya kepada wartawan, Kamis (23/01/2025).
Beberapa hari lalu tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) datang ke balai desa Banyusri melakukan konseling terhadap para ibu.
“Kemarin hanya konseling terhadap para ibu di balai desa. Jumlah yang hadir ada 38 ibu, belum termasuk anak anak. Kemarin yang datang juga ada dari pihak desa, koramil, sekcam, dan polsek,” sebut Ria Magdalena Purnamasari.
Dalam konseling itu, Dinas P2TP2A menghadirkan tujuh psikolog, enam di antaranya dari Universitas Sebelas Maret (UNS).
“Waktu itu dari Dinas P2TP2A, anak-anak dibwa ke balai desa, namun ibu-ibu keberatan,” beber Ria Magdalena Purnamasari.
Dalam pendampingan konseling, para ibu dimintai keterangan terkait dampak kasus tersebut.
“Kemarin adanya penambahan orang itu, saya juga belum tahu. Saat ini dalam kasus itu kami masih menunggu keterangan dari polres,” tukasnya. (jaka)
(and_)