JAKARTA, solotrust.com - Pemerintah Indonesia terus berusaha menangani penyebaran virus corona (Covid-19) di dalam negeri, sekaligus melakukan perlindungan warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri, di antaranya memulangkan 11.838 anak buah kapal (ABK) dan 1.145 jemaah tablig.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi melalui konferensi video usai Rapat Terbatas, Selasa (31/03/2020).
“Presiden secara jelas menyampaikan mengenai pentingnya untuk memberikan perlindungan terhadap WNI di luar negeri, kemudian melindungi kesehatan WNI terhadap kemungkinan terpapar Covid-19. Pada saat yang sama juga melindungi wilayah dan rakyat Indonesia secara lebih luas terhadap kemungkinan terpapar Covid-19 lebih jauh lagi,” kata Menlu, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.
Pemerintah, menurut Retno Marsudi juga memahami hampir semua negara telah melakukan pembatasan pergerakan lalu lintas orang dengan segala variasinya, disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing negara.
”Tidak ada kebijakan yang one fits for all. Kebijakan-kebijakan ini tentunya membawa dampak terhadap keberadaan WNI di luar negeri, tadi juga sudah disampaikan oleh Pak Menko PMK. Salah satunya menyangkut kepulangan WNI ke Indonesia dalam jumlah yang jauh lebih besar dari massa yang biasa,” imbuhnya.
Menurut Menlu, pemerintah berusaha melihat dari klasternya, dua kepulangan WNI yang sangat menonjol saat ini, yakni kepulangan WNI dari Malaysia sebagai dampak dari pemberlakuan MCO (movement control order) dan kepulangan para ABK WNI sebagai dampak pemberhentian sementara operasional kapal-kapal pesiar di mana mereka bekerja.
Di tengah berbagai pembatasan yang berlaku di masing-masing negara, perwakilan Republik Indonesia di luar negeri terus berusaha secara maksimal memberikan bantuan bagi WNI yang terdampak dari aturan-aturan tersebut, termasuk isu terkait pemulangan WNI dari Malaysia dan juga ABK.
”Sebagaimana teman-teman ketahui bahwa dari segi jumlah, maka WNI kita yang tinggal dan bekerja di Malaysia jumlahnya sudah dapat dipastikan melebihi angka 1 juta orang, jadi jumlahnya cukup besar,” katanya.
Sementara data yang dihimpun, sambung Retno Marsudi, untuk ABK yang bekerja di kapal-kapal pesiar jumlahnya adalah sekitar 11.838 bekerja di 80 kapal dan dari waktu ke waktu akan terus bergerak sesuai data yang masuk ke Kementerian Luar Negeri.
Pada kesempatan itu, Menlu menyebut tidak semua ABK pulang karena di dalam kapal-kapal pesiar ada minimum safe manning, artinya ada beberapa awak yang memang diperlukan tetap bekerja di kapal.
Sementara mengenai jemaah tablig, Retno Marsudi menyampaikan berdasarkan data yang diperoleh, data yang diperoleh sampai saat ini jumlahnya sekira 1.456 dan 731 di antaranya berada di India.
(redaksi)