SOLO, solotrust.com - Lapangan olahraga Jegon di Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo dialihfungsikan sementara menjadi pasar darurat bagi pedagang Pasar Jongke. Nampak lapangan dengan alas rumput kini telah dicor semen dan didirikan lapak-lapak kios dan los.
Pemerintah Kota Solo telah menyulap lapangan berumput menjadi bangunan pasar semipermanen. Pada awal April mendatang, bangunan ini akan ditempati 1.183 pedagang.
Selama kurun satu tahun, mereka akan menempati Lapangan Jegon sembari menunggu pembangunan Pasar Jongke selesai. Itu artinya warga tak bisa menggunakan lapangan ini untuk beraktivitas seperti biasa.
Berubahnya Lapangan Jegon menjadi pasar darurat membuat anak-anak kehilangan lokasi bermain. Hal inilah dirasakan seorang ibu dua anak bernama Aslimah (45), warga RT 4 RW 2 Pajang, Laweyan.
Aslimah tinggal tak jauh dari Lapangan Jegon mengungkapkan, tak sedikit anak-anak kini beralih lokasi bermain sejak pembangunan pasar sementara awal 2023.
"Sewaktu ada pemberitahuan itu mau nggak mau ya kita mengikuti prosedur saja. Sebenarnya sangat menyayangkan Lapangan Jegon untuk pasar sementara karena anak-anak biasanya main ke lapangan. Sekarang kan sudah nggak bisa," ungkap Aslimah, Kamis (30/03/2023).
Lapangan Jegon merupakan area publik utama bagi warga setempat. Biasanya lapangan ini digunakan secara bergantian.
Pagi harinya, lapangan biasa digunakan untuk kegiatan olahraga bagi sekolah-sekolah sekitar, seperti SMPN 9 Solo, SDN Bratan 1, 2 dan 3 maupun taman kanak-kanak (TK) di sekitarnya.
Sementara siang harinya, para pelaku industri batik biasa menjemur kain-kain produksinya. Sorenya, giliran Sekolah Sepak Bola (SSB). Warga juga menggunakan lapangan ini untuk beraktivitas seperti senam.
"Kalau sore anak-anak sepak bola atau lainnya, jadi anak-anak lingkup geraknya ya terbatas, biasanya bisa buat olahraga. Kegiatan apa, warga senam ya di situ, sekarang sudah nggak bisa," jelas Aslimah.
Warga merasa kehilangan lahan publik setelah dibangun sebagai pasar sementara Jongke. Terpaksa kini mereka beralih ke Lapangan Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.
"Nggak ada (lapangan lain), cuma satu saja lapangannya. Paling anak-anak kalau kegiatan sekarang larinya ke Lapangan Makamhaji nyeberang jalan," kata Aslimah.
Ia menyambut baik kabar Lapangan Jegon akan kembali ke wujud asalnya. Terlebih, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menjanjikan akan memperbaiki lapangan itu.
"Kalau pembangunan sudah selesai mungkin jadi baru lagi ya nggak masalah. Malah senang kalau mau dibikin lapangan lagi, dikembalikan ke fungsinya," ujarnya.
Mau tak mau Aslimah mengikuti prosedur pemerintah. Dengan begitu, ia juga melihat manfaat dari adanya pasar sementara di Lapangan Jegon.
"Keberadaan pasar sementara ya mungkin bisa bermanfaat, masyarakat diuntungkan juga. Dari area yang dekat-dekat itu pasar terdekat kan ya Jongke sama Gentan, tapi Jongke lebih lengkap dan murah," terang dia.
Terpisah, Ngadino (58), warga Pajang RT 6 RW 2 berharap pemerintah bisa mengembalikan Lapangan Jegon ke fungsi semula.
"Saya sebagai warga ndherek mawon (ikut saja-red), mau gimana lagi namanya orang kecil kan manut. Hal terpenting untuk warga, setelah pasar ya harus jadi lapangan lagi," harap dia.
Ngadino belum mengetahui secara jelas keuntungan semacam apa yang akan ia dapatkan dari adanya pasar sementara.
Terlebih, ia tinggal sangat dekat dengan Lapangan Jegon. Hanya terbatas tembok, Lapangan Jegon tampak jelas dari rumahnya.
"Belum tahu keuntungan buat warga apa. Saya juga jualan sayur. Mudah-mudahan tambah ramai, hasilnya lebih baik, lebih banyak sebelum ada pasar," harapnya.
Secara pribadi, Ngadino tidak terganggu dengan adanya pasar sementara. Ia hanya berharap pembangunan Pasar Jongke berjalan lancar.
"Insyaa Allah ndak terganggu kalau saya karena itu untuk kebutuhan kelancaran ke depannya," pungkasnya.
Sebelumnya, usai digunakan sebagai pasar sementara Jongke, rencananya Lapangan Jegon akan digunakan sebagai lahan untuk membangun sekolah menengah atas (SMA) bagi Kecamatan Laweyan.
Terkini, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming memastikan SMA baru tidak dibangun di Lapangan Jegon. Setelah digunakan sebagai pasar sementara, pihaknya akan membongkar bangunan semipermanen dan mengembalikan kondisi lapangan seperti semula.
Gibran Rakabuming enggan mengungkap lahan mana akan digunakan sebagai SMA.
"Setelah pasar sementara nanti kembali jadi lapangan ya. (Alas cor beton lapangan) dibongkar lagi no. Nanti jadi rumput lagi. SMA sudah dapat lahan baru. (Masih) rahasia," ungkapnya, Kamis (31/03/2023). (riz)
(and_)