Solotrust.com – Pedagang Tanah Abang meminta agar semua e-commerce, seperti Shopee dan Lazada juga ikut ditutup usai permintaan mereka terkait penutupan TikTok Shop disetujui Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan.
Merespons kabar itu, sang menteri menganggap perdagangan secara digital tidak mungkin untuk dihindari. Hal ini juga sudah diatur oleh pemerintah terkait perdagangan digital.
“Jika tidak mengikuti zaman bisa saja pelaku bisnis di Indonesia akan tertinggal. Jadi nggak bisa dihindari namanya itu platform digital. Itu zaman kok,” kata Zulkifli Hasan, dikutip dari sebuah sumber.
Untuk itu, mendag turut mengajak pedagang Pasar Tanah Abang ikut dalam pemasaran digital yang saat ini juga sudah banyak dilakukan para pelaku usaha lainnya. Pemasaran produk lokal, seperti pakaian, sepatu, hingga barang pecah belah ke layanan digital menjadi salah satu opsi dalam menghadapi tantangan zaman semakin berkembang.
Zulkifli Hasan juga turun menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak Shopee karena tidak melakukan impor barang lagi, melainkan mereka akan menjual berbagai produk lokal untuk lebih membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Sekarang tinggal pedagang Tanah Abang aja yang harus ikutan digital, nanti akan dibantu terkait permasalahan packaging (pengemasan-red), foto produk, dan berbagai hal di platform tersebut,” ujarnya.
Jauh sebelum kabar ini kembali mecuat, Shopee Indonesia telah memberhentikan penjualan produk berasal dari luar negeri (cross border) pada Rabu (04/10/2023). Hal ini menurut Head of Public Policy Shopee Indonesia, Radityo Triatmojo merupakan respons Shopee Indonesia terhadap penyesuaian Peraturan Menteri Perdagangan No. 31/2023 yang merupakan revisi Peraturan Menteri Perdagangan No. 50/2020.
“Ini merupakan langkah Shopee Indonesia dalam menyesuaikan revisi peraturan dari Menteri Perdagangan,” ucapnya.
Rekaman amatir memperlihatkan aksi seorang pedagang Tanah Abang memajang tulisan tuntutan untuk menghapus dan menutup e-commerce menjadi perbincangan hangat warganet.
“Tolong Hapuskan TikTok Shop, Shopee, dan Lazada. Tolong Kami Pak!” bunyi kalimat tuntutan seorang pedagang di Pasar Tanah Abang.
Para pedagang Tanah Abang merasa banyak mendapati kerugian imbas harga ditawarkan di e-commerce terlampau murah di bawah harga pasaran. Terkabulnya tuntutan ini sangat diharapkan dapat mengembalikan kejayaan di mana masyarakat dapat berbelanja kembali ke pasar.
Sontak permintaan itu menuai beragam komentar di media sosial. Banyak di antara netizen tak setuju dengan permintaan tersebut, mengingat pedagang harus menyesuaikan dengan zaman. Selain itu, netizen menilai pedagang Tanah Abang mulai melunjak dengan permintaan sudah di luar batas kewajaran.
“Ini sudah tahun 2023, masa iya digitalisasi harus mundur lagi. Pedagang dong yang harus adaptasi dengan zaman. Gimana Indonesia mau maju kalau masyarakatnya aja nggak mau diajak maju,” tulis netizen di media sosial.
“Ngelunjak, dikasih hati minta jantung. Emang pasar hanya ada di Tanah Abang?” sambung lainnya.
Banyak netizen menganggap permintaan dari pedagang di pasar tersebut terlalu mengada-ada. Mau tidak mau keberadaan e-commerce di Indonesia menjadi salah satu bukti pemikiran maju, mengingat penunjang alat digitalisasi, terutama pada roda ekonomi sudah sangat berjalan.
Peningkatan taraf hidup melalui digital tentu sejalan dengan keinginan dari pemerintah, terutama pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mendorong budaya digitalisasi ekonomi melalui pemasaran digital. (Alan Dwi Arianto)
*) Berbagai Sumber
(and_)