KARANGANYAR, solotrust.com - Sebelas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 85 berhasil menyelenggarakan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari bahan alami di Desa Balong, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Senin (12/08/2024).
Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sabun cuci piring ramah lingkungan bagi para ibu rumah tangga di Desa Balong, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan disebabkan oleh sabun berbahan kimia.
Koordinator kegiatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, Yahya Dwi Sholikah, mengungkapkan masalah utama dihadapi warga Desa Balong adalah kebiasaan membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai.
Limbah rumah tangga sering dibuang, di antaranya berasal dari air bekas cucian mengandung detergen yang digunakan secara luas oleh warga, khususnya ibu rumah tangga dalam kegiatan mencuci piring dan pakaian.
Aktivitas mencuci erat kaitannya dengan penggunaan sabun menjadi perhatian khusus dalam pelatihan ini karena sabun merupakan salah satu surfaktan efektif dalam membersihkan noda, kotoran, dan minyak.
Komponen kimia dalam sabun, terutama berbahan dasar sintetis, memiliki dampak merugikan bagi lingkungan, khususnya ketika limbahnya dibuang ke sungai. Bahan kimia ini dapat mencemari air dan merusak ekosistem sungai. Akhirnya dapat berimbas pada kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air sungai dan mengonsumsi ikan dari sungai tersebut.
Mengacu pada permasalahan lingkungan dihadapi, mahasiswa KKN Kelompok 85 Universitas Sebelas Maret merasa perlu untuk memberikan solusi praktis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, diadakan pelaksanaan kegiatan “Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dengan Bahan Alami”, ditujukan kepada anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Balong.
Adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu anggota PKK tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mencari alternatif lebih aman.
Pelatihan ini dimulai dengan penyuluhan mengenai bahaya penggunaan sabun berbahan kimia dan dampaknya terhadap lingkungan, terutama terhadap pencemaran air sungai. Setelah penyuluhan, para ibu anggota PKK diajak untuk memraktikkan secara langsung cara membuat sabun cuci piring cair dengan bahan alami, seperti daun pandan dan jeruk nipis.
Bahan-bahan ini dipilih karena mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Selain itu, bahan ini juga memiliki sifat pembersih efektif tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Hasil diperoleh dari kegiatan “Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dengan Bahan Alami” tak hanya berupa peningkatan pengetahuan tentang bahaya penggunaan sabun berbahan kimia, namun juga pengalaman praktis serta keterampilan baru dalam membuat sabun cuci piring cair ramah lingkungan.
Selain itu, para ibu anggota PKK telah mengikuti pelatihan dapat menyebarluaskan keterampilan dan pengetahuan yang mereka peroleh kepada rekannya serta masyarakat sekitar. Dengan demikian, dampak positif dari pelatihan ini dapat terus berlanjut, mewujudkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga lingkungan, sekaligus mendorong penggunaan produk alami lebih berkelanjutan.
Para ibu anggota PKK telah berpartisipasi juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka. Selain itu juga menginspirasi masyarakat lainnya untuk membuat dan menggunakan sabun dari bahan alami yang aman dan efektif, sehingga lingkungan sekitar dapat terjaga kebersihannya dan tetap lestari.
(and_)