SOLO, solotrust.com- Kabupaten Wonogiri menjadi wilayah dengan penyebaran terbanyak daerah yang berpotensi mengalami kekeringan, dengan angka wilayah sangat rentan mencapai lebih dari 70 persen.
Hal itu diungkap oleh Peneliti Hidrologi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPPTPDAS), Irfan B. Pramono dalam jumpa pers di Kantor BPPTPDAS, Kartasura, Kamis (27/9/2018).
"Jawa Tengah terdapat 18 daerah yang mengalami krisis air, Kabupaten Wonogiri merupakan wilayah dengan sebaran terbanyak, peta persebaran kekeringan di wilayah Wonogiri sudah mencapai lebih dari 70 persen, kecamatan bagian selatan, kalau yang tidak rentan wilayah utara," papar dia.
Menurut kajian Irfan, krisis air disebabkan oleh sejumlah hal yang diantaranya pertambahan jumlah penduduk dan percepatan perubahan iklim. Selain itu, faktor penyebab kekeringan lain ialah faktor meteorology berupa berkurangnya curah hujan.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pada bulan Oktober-November curah hujan di wonogiri curah hujan dalam taraf rendah, yakni 0-20 mm, probabilitas di bawah normal, tetapi pada bulan November dan Desember curah hujan di Wonogiri mulai berangsur normal, yakni 80-100 mm.
"Selain itu, juga disebabkan faktor el nino, siklus 4 tahun sekali terjadi kekeringan diselingi dengan la nina, seperti tahun 2015 lalu kekeringan dan kebakaran hutan di mana-mana," ucap dia.
Lanjut dia, tipe kekeringan lain adalah hidrologi yang disebabkan berkurangnya pasokan air di permukaan tanah karena alih fungsi lahan. Dan faktor penyebab lain seperti berkurangnya kapasitas infiltrasi, ketidaksesuaian jenis tanaman dengan ketersediaan air, tidak tersedia penampungan air dan penggunaan lahan yang tidak sesuai di daerah peresapan air," beber dia.
"Penggunaan lahan yang dulunya misal sawah sekarang dijadikan permukiman, sehingga kemampuan tanah menyerap air berkurang," katanya
Terkait alternatif penanggulangan, menurut Irfan tidak bisa hanya mengandalkan penanggulangan jangka pendek, seperti dropping air bersih dan memberi bantuan pangan untuk masyarakat miskin yang gagal panen, melainkan juga harus ditanggulangi secara jangka menengah hingga jangka panjang. (adr)
(wd)