Solotrust.com – Kepopularitasan BTS memang sudah tidak diragukan lagi di negaranya, Korea Selatan. Namun, siapa sangka boygroup beranggotakan RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V dan JungKook ini juga populer di Korea Utara.
Sebagaimana dilansir dari Newsen, Kamis (12/7/2018) via Soompi, seseorang dari Korea Utara yang meninggalkan negaranya dan sekarang berprofesi sebagai Broadcasting Jockey (BJ) bernama Han Song Yi menjadi tamu di acara radio MBC FM4U yang dipandu Ji Suk Jin “Running Man”. Dalam acara tersebut, wanita itu mengungkapkan tentang bagaimana kepopularitsan BTS di Korea Utara.
“Seorang teman pialang saya di Cina mengatakan bahwa BTS sangat populer di Korea Utara. Mereka tidak memanggil BTS dengan Bangtan Sonyeondan (Bulletproof Boys) namun dengan Bangtan Baenang (Bulletproof Backpacks),” kata Han Song Yi.
Dengan menyebut nama BTS seperti itu, mereka menanyakan kepada orang lain “Sudahkah kamu mencoba Bangtan Baenang?” yang berarti kode untuk mengatakan apakah mereka sudah pernah mendengarkan lagu-lagu dari BTS.
Han Song Yi juga menambahkan bahwa saat ini banyak pasukan yang mengkontrol hal-hal yang berkaitan dengan budaya populer Korea (Hallyu) termasuk K-POP di Korea Utara, sehingga mereka harus menggunakan kode seperti itu.
“Mereka juga pernah bertanya padaku apa lagu-lagu yang ada dalam album baru BTS dan aku mengatakan pada mereka bahwa aku menyukai ‘Fire’. Namun, ternyata mereka sudah mendengarkannya, jadi aku sangat terkejut,” tambah Song Yi.
Selain itu, Ji Suk Jin juga menanyakan tentang Red Velvet, mengingat girlgroup tersebut belum lama tampil di Korea Utara.
“Mereka (Red Velvet) terkenal (di sana). Namun, orang Korea Utara tidak tahu apa itu ‘Red Flavor’, jadi aku memberitahu mereka bahwa itu adalah rasa dari selai Stroberi,” jelas Song Yi.
‘Red Flavor’ yang dalam bahasa Korea diucapkan dengan ‘Bbalgan Mat’ adalah salah satu hits Red Velvet yang juga ditampilkan dalam konser mereka di Korut kala itu.
Han Song Yi juga mengungkapkan bahwa baru-baru ini ia berbicara dengan seorang temannya di Korea Utara. Temannya tersebut bertanya padanya tentang maksud dari nilai tukar/kurs. Han Song Yi berpendapat bahwa itu terjadi karena pertemuan puncak pemimpin Korut dan Korsel serta Korut dengan Amerika yang berjalan lancar, sehingga sisi ekonomipun menjadi lebih baik.
Seperti diketahui pada 27 April lalu Kim Jong Un selaku pemimpin Korea Utara dan Moon Jae In selaku Presiden Korea Selatan telah menyepakati berakhirnya Perang Korea yang telah berlangsung hampir 70 tahun di Semenanjung Korea. (Lin)
(wd)