JAKARTA, solotrust.com- Fokus program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2022 adalah menghapus pandemi Covid-19. Karenanya, dibutuhkan strategi tepat agar bisa mengendalikan pandemi dengan memastikan laju penularan selalu di bawah kapasitas layanan kesehatan yang tersedia.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin via live streaming YouTube Kemenkeu RI, Senin (16/08/2021).
Menkes mengatakan, pandemi tidak akan cepat selesai. Bukan tidak mungkin nantinya akan berubah menjadi epidemi.
Karenanya, masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus corona (Covid-19) selama lima hingga sepuluh tahun ke depan atau bahkan lebih lama. Kemenkes pun pada 2022 ini akan fokus pada upaya mempersiapkan pandemi berubah menjadi endemi.
Strategi Kesehatan ini berupa perubahan perilaku, deteksi, dan aksinasi. Perubahan perilaku atau penerapan protokol kesehatan 3M.
“Diharapkan jika kita pakai masker, menjaga jarak, kita akan sangat mengurangi laju penularan. Memakai masker itu bisa mengurangi 95 persen lebih,” tutur Budi Gunawan dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/08/2021).
Strategi deteksi berupa testing, lacak, dan isolasi, menurut Menkes akan menjadi bagian normal dari kehidupan sehari-hari. Tes harus dilaksanakan sebanyak mungkin.
“Lebih baik angka konfirmasinya tinggi daripada rendah, tapi tidak tahu bahwa sebenarnya ada. Karena itu, orang yang terdeteksi positif jika terdeteksi, petugas bisa mengisolasi, sehingga mengurangi laju penularan,” ujarnya.
“Musuhnya pandemi ini adalah penularannya cepat sekali. Jika ada yang positif, maka akan cepat-cepat diisolasi,” lanjutnya.
Diungkapkan pula, saat ini Kementerian Kesehatan sudah berhasil memperoleh akses dan kontrak untuk memenuhi kebutuhan 208 juta dosis vaksin.
“Dari Januari-Juli 90 juta dosis yang datang, Bulan Agustus mungkin 70 juta dosis yang datang, Bulan September bisa 80 juta dosis yang datang, sehingga kita tahu bahwa kegiatan vaksinasi kita akan jauh lebih tinggi dan berat di bulan-bulan ini dibandingkan dengan tujuh bulan pertama,” kata Budi Gunadi Sadikin.
Sementara itu, sejumlah provinsi yang tingkat kematian dan konfirmasinya tinggi akan diprioritaskan mendapat vaksin. Strategi ini akan terus berjalan sampai pandemi berubah menjadi epidemi.
“Jangan sampai mengendorkan, walaupun sudah menurun kasusnya, bahkan mungkin akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari ke depannya,” pungkas Menkes. (Rais)
(and_)