BOYOLALI, solotrust.com - Pelibatan masyarakat dalam pengendalian wabah penyakit, terutama dalam kegiatan pencegahan pendeteksian dan respons wabah dianggap efektif dalam mencegah peningkatan kasus dan membatasi penyebaran penyakit penyebab wabah.
Hal itu diungkapkan Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Nancy Dian Anggraeni, saat melakukan kunjungan di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota, Boyolali.
Ia mengatakan, melalui program kesiapsiagaan epidemi dan pandemi dengan dukungan dana dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, USAID, PMI telah melakukan pelatihan surveilans berbasis masyarakat serta pendampingan terhadap relawan siaga bencana berbasis masyarakat.
“Kami melakukan semacam uji coba dari petunjuk teknis surveilans berbasis masyarakat. Jadi kami mengunjungi dua daerah, yakni Siswodipuran dan Sumbung, Cepogo,” katanya kepada wartawan, Rabu (05/10/2022).
Menurut Nancy Dian Anggraeni, relawan dilatih untuk melakukan pengenalan serta verifikasi gejala dan risiko penyakit berpotensi wabah, selanjutnya dilaporkan serta ditindaklanjuti puskesmas dan puskeswan setempat.
“Kami akan mengetahui seberapa jauh relawan menjadi pelaksana surveilans berbasis masyarakat. Kegiatan tersebut sudah disiapkan dari kementerian dan ini kegiatan bersama antara beberapa kementerian,” jelas dia.
Kegiatan ini merupakan kerja sama Palang Merah Indonesia (PMI), Kementerian Kesehatan, Kemenko PMK, BNPB, dan beberapa kementerian. Adapun tujuannya untuk mendapatkan masukan dari masyarakat terhadap petunjuk teknis dikembangkan Kementerian Kesehatan bersama mitra. Selanjutnya akan digunakan untuk implementasi surveilans berbasis masyarakat (SBM) di seluruh wilayah Indonesia.
“Nanti membutuhkan sukarelawan dari masyarakat untuk bisa mendekteksi adanya penyakit yang menjadikan luar biasa, serta penyakit yang menimbulkan wabah,” kata Nancy Dian Anggraeni.
Sementara itu, Ketua PMI Cabang Boyolali, Sunarno mengatakan, saat ini tengah dilakukan uji petik untuk membuat rancangan yang nantinya akan dibakukan dan menjadi petunjuk teknis tingkat nasional.
“Siswodipuran sudah mendapatkan pelatihan dan peningkatkan kapasitas. Dari sini nantinya akan ke Desa Sumbung, Cepogo karena di sana belum mendapat pelatihan. Nanti sebagai pembanding antara warga yang mendapat pelatihan dan yang belum,” terangnya.
Surnarno berharap, tim teknis setelah mengadakan diskusi, selanjutnya dua lokasi Siswodipuran dan Sumbung akan dibuat rancangan petunjuk teknis di tingkat nasional.
“Namun keseluruhan, PMI Boyolali mendampingi lima desa dan satu kelurahan. Kelurahan Siswodipuran dan Desa Karangmojo,Sobokerto, Sumber Agung, Singosari, dan Desa Banyuanyar,” jelasnya.
Apabila SBM ini bagus akan dimanfaatkan terutama untuk peningkatan kapasitas masyarakat. Jika ada kejadian luar biasa endemi maupun pandemi, masyarakat bisa langsung mengantisipasinya.
“Sebelum wabah menyebar, maka mereka sudah mendapat pelatihan. Dengan pelatihan itu, maka apabila ada wabah penyakit mereka langsung bisa mencegahnya,” pungkas Surnarno. (jaka)
(and_)